Bangun tujuh proyek baru, PP Properti (PPRO) targetkan marketing sales Rp 3,8 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) menargetkan pendapatan pra penjualan (marketing sales) tahun 2020 sekitar Rp 3,8 triliun. Jumlah tersebut naik 72,73% bila dibandingkan realisasi marketing sales 2019 yang sebesar Rp 2,2 triliun. 

Untuk mencapai marketing sales tersebut perusahaan telah menyiapkan tujuh proyek yang akan dibangun tahun ini. Tujuh proyek tersebut antara lain perumahan tapak Transyogi Cibubur seluas 16 hektare (ha), perumahan tapak Rancasari Bandung seluas 9 ha, dan rumah tapak Cengkareng seluas 2,9 ha. 

Kemudian apartemen pelajar (student apartement) Sinduadi Jogja di atas lahan seluas 1 ha, Petra Surabaya di atas lahan seluas 1,9 ha, dan Makassar di atas lahan seluas 2,1 ha, serta apartemen PP Square di atas lahan seluas 1,8 ha. 


Baca Juga: Tahun ini, PP Properti Tbk (PPRO) menargetkan bisa cetak laba Rp 346 miliar

"Kalau yang bersifat apartemen artinya high rise, artinya otomatis begitu di bangun kontribusi penjualannya tidak pada 2020 tetapi pada 2021. Tetapi yang landed house, yang Rancasari Bandung dan Cengkareng biasanya tiga bulan sudah selesai otomatis bisa ada kontribusi penjualan pada 2020," jelas Direktur Keuangan PP Properti Indaryanto, Senin (20/1). 

Lebih lanjut, Direktur Realty PP Properti Galih Saksono menambahkan perusahaan memang mengandalkan konsep student apartement yang menyasar pasar milenial dan end-user. Selain itu, student apartement dinilai menghasilkan penjualan sesuai harapan. 

"Memang ke depan konsep student apartement masih kita andalkan. Pasar milenial dan end-user jadi pertimbangan kita pada harga sekitar Rp 300 juta-Rp 500 juta," ujar Galih. 

Perusahaan juga akan bekerjasama dengan Tokopedia untuk melakukan pemasaran pada produk student apartement. Rencananya program ini akan diluncurkan pada pertengahan Februari 2020. 

Baca Juga: PP Properti (PPRO) akan rilis obligasi Rp 1,2 triliun, simak jadwal lengkapnya

Sebagai gambaran, Galih mengatakan nilai investasi per tower mencapai Rp 300 miliar, sedangkan untuk proyek rumah tapak diperkirakan membutuhkan modal yang lebih kecil. Sedangkan, nilai penjualan dari tujuh proyek ini diperkirakan bisa mencapai Rp 15 triliun-Rp 20 triliun dalam lima tahun ke depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi