Banjir, 492 gardu PLN di Jabodetabek dipadamkan



JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) masih memadamkan sebanyak 492 gardu listrik di Jakarta. Jumlah itu diketahui semakin banyak dari sebelumnya.

Roxy Swagerino, Deputi Manajer Komunikasi Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang menjelaskan, tanggal 18 Januari pihaknya memadamkan 516 gardu, kemudian kurang menjadi 309 gardu, pukul 18.00 WIB berkurang lagi menjadi 286 gardu lalu kembali bertambah pukul 22.00 WIB yakni 433 gardu dan sejak 19 Januari malam, bertambah 492 gardu.

"Langkah itu terpaksa kita lakukan demi keamanan, keselamatan masyarakat. Curah hujan Jakarta yang semakin tinggi sehingga membahayakan masyarakat oleh aliran listrik saat air menggenang," ujarnya pada wartawan pada Senin (20/1) pagi.


Pemutusan aliran listrik mengakibatkan sejumlah daerah dilanda kegelapan, Cengkareng, Teluk Naga, Cikupa, Lenteng Agung, Bandengan, Kebon Jeruk, Cempaka Putih, Kramatjati, Jatinegara, Marunda, Menteng, Tanjung Priok, dan Pondok Kopi.

Roxy melanjutkan, penyebab khusus PT PLN memutus aliran listrik ke sejumlah permukiman ada beberapa hal. Pertama, jika rumah pelanggan dilanda kebanjiran dengan tinggi di atas 50 centimeter. Kedua, jika gardu distribusi PLN mengalami banjir. Ketiga, gardu distribusi dan rumah pelanggan sama-sama banjir.

Apabila terjadi banjir susulan, lanjur Roxy, tidak menutup bahwa kemungkinan gardu distribusi yang telah normal akan dipadamkan lagi. PLN mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan listrik secara tepat dan bijak. PLN terus berupaya menormalkan seluruh jaringan agar pasokan listrik masyarakat kembali normal.

"Kami imbau masyarakat yang kena banjir memastikan Meter Circuit Breaker (MCB) dalam posisi off dan matikan seluruh peralatan listrik dengan cabut kabel dari stop kontak," ujarnya.

Roxy juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak langsung menggunakan peralatan instalasi kelistrikan usai banjir. Peralatan yang basah akibat banjir harus dikeringkan terlebih dahulu supaya tidak terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan warga. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri