KONTAN.CO.ID - Banjar bandang di Spanyol awal pekan ini telah menewaskan sedikitnya 95 orang. Bencana alam ini juga menghancurkan rumah-rumah dan mengganggu transportasi. Banjir bandang muncul sebagai dampak dari hujan badai yang dimulai hari Selasa (29/10) dan berlanjut hingga Rabu (30/10). Banjir melanda wilayah selatan dan timur Spanyol, membentang dari Malaga hingga Valencia. Melansir
AP, layanan darurat di wilayah timur Valencia mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 92 orang pada hari Rabu.
Dua korban lainnya dilaporkan di wilayah tetangga Castilla La Mancha, sementara satu kematian lainnya dilaporkan di wayah Andalusia selatan. Banjir bandang membawa air berlumpur dengan kecepatan tinggi yang dengan mudah menggulingkan kendaraan di jalan dan menghancurkan bangunan.
Baca Juga: Panas! Uni Eropa Kenakan Tarif 35,3% pada Mobil Listrik Tiongkok, Beijing Membalas? Tonton: Terkait Tarif Mobil Listrik, Ini yang Diinginkan Uni Eropa dari China| KONTAN News "Kemarin adalah hari terburuk dalam hidup saya. Kami terjebak seperti tikus. Mobil dan kontainer sampah mengalir di jalan. Air naik hingga 3 meter," kata Ricardo Gabaldón, walikota Utiel, sebuah kota di Valencia, dalam wawancara dengan media lokal
RTVE hari Rabu. Valencia adalah tujuan wisata yang terkenal dengan pantainya, kebun jeruk, dan sebagai asal hidangan nasi, paella. Wilayah Valencia cenderung kering sepanjang tahun, namun sungai-sungai kecil dapat dengan cepat terisi saat hujan. Banjir bandang ini membuat pertandingan sepak bola yang melibatkan Valencia dan Levante dibatalkan. Para pemain dari Barcelona dan Real Madrid juga dikabarkan mengheningkan cipta untuk para korban banjir sebelum latihan hari Rabu.
Baca Juga: Ini Pembalasan Pertama China ke Uni Eropa Terkait Perang Dagang Mobil Listrik Saat ini, Presiden Regional Valencia, Carlos Mazon, meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah. Dirinya juga memastikan bahwa saat ini upaya penyelamatan terhambat oleh kabel listrik yang putus dan pemadaman listrik. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leye, mengatakan bahwa Uni Eropa akan membantu mengoordinasikan tim penyelamat dengan menggunakan sistem satelit geomonitoring Copernicus. Spanyol sebenarnya masih dalam tahap pemulihan bencana kekeringan parah dan telah mencatat rekor suhu tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Para ilmuwan mengatakan, peningkatan frekuensi cuaca ekstrem kemungkinan terkait dengan perubahan iklim. Hujan badai yang menjadi pemicu banjir bandang awal pekan ini juga hadir dengan tipe tornado langka dan hujan es dahsyat.