Banjir Impor, Depperin Tuding LSPro



JAKARTA. Maraknya impor yang terjadi selama ini dinilai Departemen Perindustrian (Depperin) akibat ulah lembaga sertifikasi produk (LSPro). Depperin mencurigai LSPro sangat memudahkan produsen asing memberikan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga produknya dapat dijual di pasar Indonesia."Saya dengar LSPro sangat mudah memberikan sertifikasi produknya," kata Ansari Bukhari, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Depperin, akhir pekan lalu. Menurut Ansari, kecurigaan ini muncul akibat ada beberapa perusahaan yang melaporkan kejadian tersebut.Nah, Ansari juga menilai kemudahan sertifikasi ini akibat LSPro ini adalah perusahaan baik swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga memikirkan keuntungan akibat pekerjaannya tersebut. Akibatnya, ada beberapa perusahaan yang lebih memikirkan tentang keuntungan ketimbang pengamanan produk dalam negeri. "Kita akan membicarakan hal ini kepada LSPro," tegasnya. Sayang, Ansari enggan mengatakan identitas perusahaan tersebut.Ismail Mandry, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mengatakan ada kemungkinan LSPro ikut terlibat dalam memasukkan barang dagangan produsen asing ke Indonesia. "Makanya, orientasi LSPro harus diubah, bukan hanya mencari keuntungan tapi juga berjiwa nasionalis untuk mengamankan industri dalam negeri," tuturnya.Anjar Niryawan, General Manager PT Surveyor Indonesia mengaku tidak ikut dalam memberikan label SNI. Namun, ia mengaku setiap lembaga sertifikasi pastinya akan memberikan yang terbaik demi menjaga nama baik perusahaan. "Kita kan lembaga independen, saya pikir tidak akan gampang menjual nama baik," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: