KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil mengeluhkan terkait maraknya impor produk tekstil dan garmen saat masa pandemi ini. Padahal pada kuartal-I 2020, barang impor dipasaran minim hingga kondisi pasar sangat mendukung produk lokal sebagai akibat penutupan Pusat Logistik Berikat (PLB) tekstil serta diberlakukannya safeguard benang dan kain. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengira dikuartal-III tahun ini industri benang dan serat kain bisa kembali menikmati pasar domestik seperti di kuartal-I, tapi pasar kembali dibanjiri produk impor. Sayang asosiasi belum memberikan detil soal angka kenaikan impor. Redma bilang, kondisi hingga saat ini produsen serat dan benang belum menunjukkan peningkatan produksi karena permintaan dari industri kainnya belum menunjukkan aktifitas yang signifikan.
Banjir impor tekstil kembali membayangi industri dalam negeri
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil mengeluhkan terkait maraknya impor produk tekstil dan garmen saat masa pandemi ini. Padahal pada kuartal-I 2020, barang impor dipasaran minim hingga kondisi pasar sangat mendukung produk lokal sebagai akibat penutupan Pusat Logistik Berikat (PLB) tekstil serta diberlakukannya safeguard benang dan kain. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengira dikuartal-III tahun ini industri benang dan serat kain bisa kembali menikmati pasar domestik seperti di kuartal-I, tapi pasar kembali dibanjiri produk impor. Sayang asosiasi belum memberikan detil soal angka kenaikan impor. Redma bilang, kondisi hingga saat ini produsen serat dan benang belum menunjukkan peningkatan produksi karena permintaan dari industri kainnya belum menunjukkan aktifitas yang signifikan.