KONTAN.CO.ID - MAKASSAR. Sebanyak 106 desa di 13 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan terdampak banjir dan longsor yang terjadi sejak Selasa (22/1). Dilaporkan, 59 orang meninggal dan 25 orang hilang yang hingga Jumat (25/1) masih dalam proses pencarian. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merilis, data dampak bencana banjir dan longsor di Sulsel hingga Jumat siang tercatat 59 orang meninggal, 25 orang hilang, 47 orang luka-luka. “Akibat banjir dan longsor di Sulsel, sebanyak 6.596 orang terdampak, 3.481 orang mengungsi, 79 unit rumah rusak (32 unit hanyut, 26 rusak berat, dua rusak sedang, 14 rusak ringan, lima tertimbun), 4.857 unit rumah terendam, dan 11.876 hektar sawah terendam banjir. Kerusakan sarana fisik antara lain 10 jembatan, 16,2 km jalan, dua pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, enam fasilitas pemerintah, dan 22 unit sekolah,” rinci Sutopo.
Menurut Sutopo, penanganan darurat bencana banjir, longsor dan puting beliung di Sulawesi Selatan terus dilakukan. Dampak bencana besar karena 106 desa terdampak bencana yang tersebar di 61 kecamatan di 13 kabupaten/kota yaitu Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai. Dia menyebutkan, banjir dan longsor menyebabkan banyak korban dan kerusakan di sejumlah wilayah. Dampak bencana banjir menyebabkan 45 orang meninggal dunia, 24 orang hilang, 46 orang luka, 6.596 orang terdampak dan 3.481 orang mengungsi. Selain itu, bencana tersebut juga mengakibatkan 73 rumah rusak (24 rusak berat, 12 rusak ringan, 32 hanyut, lima tertimbun), 12 fasilitas peribadatan, dua pasar, 10 jembatan, 16,2 kilometer jalan, 11.876 hektar sawah terendam. “Sedangkan longsor menyebabkan 14 orang meninggal dunia, satu orang hilang dan satu orang luka. Longsor yang menimbulkan banyak korban terjadi di Dusun Pattiro Desa Pattallikang Kecamatan Manuju Kab Gowa. Longsor terjadi saat hujan lebat. Material longsor menutup separuh Dusub Pattiro dan menimbun belasan rumah,” bebernya.
Sutopo menuturkan, material longsor berasal dari bukit Pattiroang yang berada di belakang perkampungan. Saat kejadian, sisi bukit tiba-tiba runtuh disertai gemuruh tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Berikut sebaran dampak bencana per kabupaten/kota: 1. Jeneponto (banjir): 10 orang meninggal, tiga orang hilang, 51 rumah rusak (32 hanyut, 19 rusak berat). 2. Maros (banjir): empat orang meninggal, 1.200 orang terdampak, 251 orang mengungsi, 552 unit rumah terendam, 8.349 ha sawah, satu fasilitas peribadatan. 3. Gowa (banjir dan longsor): 44 orang meninggal, 21 orang hilang, 46 luka, 2.121 mengungsi, 10 rumah rusak (lima rusak berat, lima tertimbun), dan satu jembatan rusak. - Banjir : 30 orang meninggal, 20 orang hilang, 45 orang luka, 2.121 mengungsi, 10 rumah rusak (lima rusak berat, lima tertimbun), 604 terendam, satu jembatan - Longsor : 14 orang meninggal, satu orang hilang dan satu luka. 4. Kota Makasar (banjir): 2.942 orang terdampak, 1.000 orang mengungsi, 477 rumah terendam. 5. Soppeng (banjir): 1.672 hektare sawah terendam. 6. Wajo (banjir): 2.454 orang terdampak, 2.010 rumah terendam, 16,2 Km Jalan, 1.855 Ha sawah, sembilan jembatan, 10 fasilitas peribadatan, 20 fasilitas pendidikan, 5 fasilitas pemerintah. 7. Barru (banjir): dua unit pasar, satu fasilitas pendidikan, satu fasilitas pemerintahan 8. Pangkep (satu orang meninggal, satu orang hilang, 28 rumah (satu rusak berat, 12 rusak ringan, 15 terendam, satu fasilitas peribadatan, satu fasilitas sekolah). 9. Sidrap (puting beliung): satu unit rumah rusak sedang. 10. Bantaeng (puting beliung): satu unit rumah rusak sedang 11. Takalar (banjir): 1195 rumah terendam. 12. Sinjai (puting beliung) : dua rumah rusak. 13. Selayar (banjir) : satu orang meninggal, 109 mengungsi. (
Hendra Cipto) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Banjir dan Longsor Terjang 106 Desa di Sulsel, 59 Orang Meninggal dan 25 Hilang", Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli