Banjir menyeret ekspor produk perikanan



JAKARTA. Banjir yang melanda wilayah Jakarta dalam empat hari terakhir berdampak serius pada kinerja ekspor produk perikanan. Nilai kerugian operasional yang diderita para eksportir ditaksir mencapai Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per hari.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Saut P Hutagalung, mengatakan, pelabuhan perikanan yang terganggu akibat banjir adalah Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru.

"Sejak Kamis (17/1), ekspor tertunda karena produk perikanan tidak bisa keluar untuk dibawa ke Pelabuhan Tanjung Priok," ungkap Saut, akhir pekan lalu.


Volume produk perikanan yang ekspornya tertunda sejak Kamis mencapai 250 ton dengan nilai sekitar US$ 3,5 juta. Beberapa produk ekspor yang terhambat adalah tuna atau cakalang beku, tuna segar, cumi, dan kakap merah.

Hingga kini, akses jalan menuju pelabuhan masih tersendat. Sebab, jalan ke pelabuhan tergenang air hingga ketinggian 120 cm. Alhasil, truk kontainer yang membawa produk perikanan tak dapat melewatinya.

KKP mencatat, jumlah unit pengolahan ikan (UPI) yang beroperasi di Nizam Zachman sebanyak 53. Ekspor produk perikanan di lokasi itu rata-rata 200 ton-250 ton per hari. Adapun nilai ekspornya mencapai US$ 160 juta per tahun. Kapasitas cold storage di Pelabuhan Nizam Zachman mencapai 53.000 ton.

Saut mengatakan, mayoritas ekspor perikanan Indonesia dikirim melalui pelabuhan laut di Jakarta. Persentasenya mencapai 70%-80% dibandingkan dari daerah lain.

Direktur PT Indomaguro Tunas Unggul, Tachmid Widiasto Pusoro, mengatakan, sejak banjir besar melanda Jakarta, aktivitas di pabrik pengolahan terganggu, bahkan berhenti operasional. "Selama tiga hari ini kami tidak ekspor," ujar Tachmid.

Setiap hari Indomaguro mengekspor rata-rata 160 ton produk perikanan. Produk yang diekspor antara lain tuna, cakalang, dan patin. Akibat banjir ini, kerugian operasional mencapai Rp 150 juta-Rp 200 juta per hari.

Untuk produk yang gagal ekspor, Tachmid bilang masih dapat diatasi karena memiliki cold storage berkapasitas 12.000 ton. Saat ini utilisasi cold storage itu masih sekitar 45%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro