Banjir proyek, bisnis ADHI makin kokoh



JAKARTA. Kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) di semester I-2013 cukup mentereng. Di paruh pertama 2013, ADHI mencetak laba bersih Rp 68,44 miliar, naik 135,6% year-on-year (yoy). Adapun, pendapatan ADHI melonjak 87,08% menjadi Rp 3,33 triliun.

Menurut analis, torehan kinerja ADHI itu sudah sesuai ekspektasi. Analis AM Capital, Helmi Therik menilai, pendapatan ADHI itu mencerminkan 30% dari proyeksi pendapatan tahun ini, yakni sebesar Rp 11 triliun atau naik 44% dari 2012. Kata Helmi, pendapatan ADHI bakal semakin membesar di semester II ini.

Menurut catatan Helmi, kenaikan pendapatan terbesar ADHI disumbang dari lini bisnis engineering, procurement and construction (EPC) yang naik 455,6% menjadi Rp 1 triliun di semester I 2013. Pendapaatan lini bisnis properti juga naik 341,94% menjadi Rp 137 miliar.


"Dari target keseluruhan, kinerja pendapatan semester I sudah 31% dan laba bersih sudah 16% dari target setahun," ujar Kris Jonan, analis Ciptadana Securities.

Kris menduga, pendapatan ADHI bisa mencapai Rp 13 triliun di tahun ini. "Dua kali lipat dari tahun lalu," ucap Kris. Sedangkan, target laba bersih Rp 450 miliar dari Rp 213,32 miliar di 2012.

Kris mengatakan, pendapatan perusahaan konstruksi di semester I belum terlalu besar. Baru di semester II, fulus akan meningkat pesat. Hal itu karena siklus kontrak dan pembiayaan proyek pemerintah, baru banyak mengucur di semester II. Menurut Helmi, di semester II pemerintah akan lebih agresif mencairkan dana proyek infrastruktur.

Menurut Kris, meski pendapatan EPC meningkat drastis, tapi kontribusi pendapatan ADHI terbesar dari bisnis konstruksi yaitu 70%-80%. Karena itu, Helmi yakin, di semester II kinerja ADHI bisa makin moncer. Apalagi, banyak order book yang sudah dikantongi ADHI.

Kontrak baru

Analis Mandiri Sekuritas, Handoko Wijoyo dalam risetnya, 25 Juli 2013 mencatat, ADHI telah memiliki kontrak baru Rp 4,5 triliun di semester I, setara 31% dari target tahun ini Rp 14,4 triliun.

Helmi menghitung, gross margin dari lini bisnis konstruksi ADHI hanya sekitar 10%. Gross margin terbesar ADHI masih dari lini usaha properti sekitar 15%-20%.

Namun, hitungan Handoko, margin EPC ADHI lebih rendah sebab biaya yang dikucurkan cukup tinggi. Dia memperkirakan, margin EPC hanya 5% di tahun ini.

Handoko pun memperkirakan, margin di lini bisnis konstruksi akan jauh lebih tinggi di tahun ini yaitu sebesar 11,4%, lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya 10,5%.

Langkah diversifikasi ADHI, imbuh Helmi, menjadi salah satu keunggulan emiten konstruksi ini. Sehingga, margin bisnis ADHI masih lebih besar dibandingkan emiten sejenis.

Karena itu, Helmi masih merekomendasikan beli saham ADHI dengan target Rp 5.000. Handoko juga menyarankan buy di Rp 4.200.

Analis Trimegah Securities, Maria Renata juga menyarankan buy saham ADHI di harga Rp 4.500. Harga saham yang masuk daftar efek syariah, kemarin turun 0,8% menjadi Rp 3.100 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana