Banjiri Beras ke Pasar, Jokowi: Harga Beras Akan Turun dalam Dua Minggu ke Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras belum beranjak turun dan di atas harga eceran tertinggi (HET). Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun membeberkan alasan adanya kelangkaan dan kenaikan harga beras di pasar. 

Jokowi menyebut harga beras yang berada di atas harga normal saat ini disebabkan oleh belum masuknya hasil panen. Selain itu, jalur distribusinya juga terganggu oleh banjir di sejumlah daerah seperti di Demak dan Grobogan. 

"Tapi saya kira sudah diselesaikan lewat pengiriman dari Bulog juga ke daerah, Bulog ke Pasar Induk Cipinang," kata Jokowi dalam keterangannya, Jum'at (16/2). 


Baca Juga: Jelang Ramadan, Jokowi Sebut Stok Beras Aman

Untuk itu, menurutnya pasokan beras akan kembali membanjiri pasar dalam waktu dekat. Jokowi juga menargetkan harga beras akan kembali turun dalam waktu satu, dua minggu ke depan. 

"Saya kira dalam seminggu-dua minggu ini (harga) berasnya akan sedikit turun, sambil menunggu panen. Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri, baik yang SPHP maupun yang komersial” ungkapnya. 

Jokowi juga menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. 

Menurutnya, pemberian bantuan pangan kepada masyarakat justru merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengendalikan harga beras dengan meningkatkan suplai di masyarakat. 

Baca Juga: Harga Beras Makin Terbang Jauhi HET

"Kalau enggak, justru melompat. Ini rumus supply dan demand. Kalau suplainya diberikan dan terdistribusi dengan baik, otomatis harga akan terkendali. Jadi tidak ada hubungannya” jelasnya. 

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jum'at (16/2) harga beras memang terbang tinggi melampaui harga eceran tertinggi (HET). 

Harga beras jenis premium mencapai Rp 15.970/kg, padahal HET beras premium hanya berkisar 12.900 s.d 14.800/kg. Sementara harga beras jenis medium mencapai Rp 13.970/kg, padahal HET-nya hanya berkisar Rp 10.900 s.d 11.800/kg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat