KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi tahun ini akan semakin mudah dalam mengelola likuiditas. Hal ini seiring dengan relaksasi likuiditas yaitu penerapan rasio intermediasi makroprudensial. Panji Irawan. Direktur Tresuri & Internasional BNI mengatakan, dalam rasio intermediasi makroprudensial ini terdapat instrumen financing to funding ratio (FFR) dan GWM averaging. "Implementasi FFR dan GWM averaging memberikan fleksibiitas bank mengelola komposisi aset, liabilitas dan likuiditas," kata Panji kepada kontan.co.id, Jumat (19/1). Yang termasuk surat berharga yang masuk dalam instrumen likuiditas adalah yang dapat diperdagangkan di pasar. Nantinya kebutuhan likuiditas dan ekspansi bank bisa dilakukan dengan penjualan, pembelian dan repo surat berharga.
Bank akan makin fleksibel kelola likuiditas tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi tahun ini akan semakin mudah dalam mengelola likuiditas. Hal ini seiring dengan relaksasi likuiditas yaitu penerapan rasio intermediasi makroprudensial. Panji Irawan. Direktur Tresuri & Internasional BNI mengatakan, dalam rasio intermediasi makroprudensial ini terdapat instrumen financing to funding ratio (FFR) dan GWM averaging. "Implementasi FFR dan GWM averaging memberikan fleksibiitas bank mengelola komposisi aset, liabilitas dan likuiditas," kata Panji kepada kontan.co.id, Jumat (19/1). Yang termasuk surat berharga yang masuk dalam instrumen likuiditas adalah yang dapat diperdagangkan di pasar. Nantinya kebutuhan likuiditas dan ekspansi bank bisa dilakukan dengan penjualan, pembelian dan repo surat berharga.