Bank akan manfaatkan aturan GWM averaging



JAKARTA. Industri perbankan menyambut baik rencana Bank Indonesia (BI) akan menggantikan Giro Wajib Minimum (GWM) primer menjadi perhitungan GWM rata-rata atau GWM averaging. Pasalnya, perbankan mendapatkan tambahan likuiditas jangka pendek dari perhitungan rata-rata GWM primer dari 1,5 % dalam total rasio GWM primer sebesar 6,5% yang dihitung per dua minggu.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, GWM averaging ini mengubah pola perhitungan GWM menjadi rata-rata mingguan dari rata-rata harian. BCA akan mendapatkan manfaat dari perubahan pola perhitungan GWM ini. "Kami akan menempatkan dana tetap di BI," kata Jahja, kepada KONTAN, Kamis (27/4).

Dalam penempatan dana lebih, BCA akan melihat instrumen mana yang memberikan imbal hasil (yield) lebih baik. Jahja menambahkan, ketika BCA mengalami kelebihan likuiditas maka perusahaan kurang tertarik untuk memanfaatkan pasar uang antar bank (PUAB) atau transaksi repo antar bank. "Kami tidak mengandalkan dana di interbank," tambahnya.


Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk menuturkan, andai ada pelonggaran dalam perhitungan GWM primer menjadi rata-rata dua minggu tentu menambah ruang Bank Mandiri untuk ekspansi kredit dan menjaga biaya dana (cost of fund). Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit antara 11%-13% di tahun ini dengan kemampuan mencatat pertumbuhan kredit hingga 14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini