Bank akui perkembangan fintech pesat, tapi belum bisa saingi produk wealth management



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan antara bank dan financial technology (fintech) tak hanya dibidang transaksi dan penyaluran pembiayaan saja. Diproyeksi pada 2025 mendatang, beberapa bisnis ritel bank juga diproyeksi bisa tergerus fintech.

Salah satu bisnis ritel yang tergerus fintech adalah wealth management atau pengelolaan dana kekayaan nasabah.

Namun bankir menyebut, fintech masih membutuhkan waktu lama untuk bersaing di bisnis ini dengan bank. Pasalnya, saat ini jumlah fintech yang jualan produk wealth management masih minim.


"Fintech belum bisa optimal sebagai channel (jalur) yang langsung dapat menjual atau membeli produk wealth management," kata Santoso, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kepada kontan.co.id, Rabu (14/3).

Penggunaan teknologi informasi (TI) khususnya fintech, menurut Santoso, akan membantu edukasi dan meningkatkan pemahaman produk yang jelas dan transparan.

Hal ini karena bisnis wealth management di Indonesia masih relatif baru. Sedikit masyarakat yang paham produk dan risikonya, sehingga dibutuhkan personal bankers dan product specialist.

Regulator sendiri masih mensyaratkan personal bankers bersertifikasi supaya tidak salah dalam menjual atau misselling ketika menjajakan produk weath management.

Lani Darmawan, Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk mengakui saat ini perkembangan bisnis fintech cukup pesat.

"Sejalan dengan kebebasan dalam beroperasi dan inovasi," kata Lani kepada kontan.co.id, Rabu (14/3). Dalam bersaing dengan fintech termasuk di bisnis wealth management bank lebih memilih jarlur kooperasi atau kerjasama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia