JAKARTA. Industri perbankan masih berharap besar pada kredit konsumsi. Di lini bisnis ini, perbankan berambisi menggenjot kredit tanpa agunan (KTA). Tengok saja Bank Negara Indonesia (BNI). Bank pelat merah ini membidik pertumbuhan KTA hampir dua kali lipat atau sebesar 71% di tahun ini.Direktur Consumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, tahun lalu, KTA BNI Fleksi tumbuh dua kali lipat secara tahunan mencapai Rp 9,8 triliun. "Kenaikannya sebesar Rp 6 triliun di tahun lalu dari posisi Desember 2015 sekitar Rp 3 triliun," ujar Anggoro kepada KONTAN, Selasa (28/2).Dengan kata lain, BNI membidik target penyaluran KTA di 2017 mencapai sekitar Rp 16 triliun.
Setali tiga uang, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, tahun ini CIMB Niaga percaya diri KTA CIMB Niaga dapat tumbuh di atas 10% alias dobel digit. Keyakinan ini berdasarkan pencapaian tahun lalu di mana KTA tumbuh lebih dari 20%. Penguasa pasar KTA pun membidik target tinggi. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengincar pertumbuhan kredit di atas 12%. Di bisnis ini, BRI memaksimalkan jaringan nasabah yang gemuk dalam skema KTA kepada karyawan perusahaan (
payroll). Gambaran saja, kredit
payroll menyumbang 78% terhadap kredit konsumer BRI. Tahun 2016, kredit
payroll BRI naik 12,51% menjadi Rp 78,2 triliun dari Rp 69,5 triliun. Bidik payroll Strategi serupa ditempuh BNI dan CIMB Niaga. Anggoro menyatakan, penyaluran KTA ke nasabah
payroll meminimalisir kredit bermasalah (NPL). "Payroll BNI sudah banyak. Kami fokus ke nasabah payroll jadi NPL bisa terjaga," tambahnya. Adapun saat ini tercatat jumlah nasabah
payroll BNI sudah mencapai 1,7 juta nasabah. Meski begitu, penetrasi KTA baru sekitar 17% dari total nasabah
payroll. Dengan kata lain, baru sekitar 200.000 sampai 300.000 nasabah
payroll yang mengambil KTA. Sisanya sebanyak 700.000 dari nasabah
payroll dianggap eligible menerima KTA. Meski memasang target ambisius, BNI tidak jor-joran memangkas bunga KTA. Saat ini bunga KTA BNI mulai dari 8,5% hingga 10,5% per tahun dengan tenor maksimal 10 tahun.
CIMB Niaga pun bakal memaksimalkan strategi cross selling terhadap nasabah
payroll. “Suku bunga bervariasi karena kami menerapkan risk and
relationship based pricing, tetapi pasti sangat kompetitif," jelas Lani. Sedikit berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tak punya ambisi besar di bisnis KTA. Direktur BCA Santoso Liem mengatakan bahwa perseroannya tidak fokus menyalurkan KTA. “KTA hanya sebagai suplemen produk,” ujar Santoso. Per Desember 2016 kucuran KTA bank milik Grup Djarum ini hanya sebesar Rp 50 miliar. Sementara, Bank Mandiri menargetkan kenaikan kredit
payroll 20% atau mencapai Rp 20,92 triliun di 2017. Catatan Bank Mandiri, dari 2,5 juta nasabah
payroll, baru 800.000 nasabah yang telah digarap bisnis KTA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini