Bank antisipasi efek banjir dana repatriasi



JAKARTA. Era pengampunan pajak (tax amnesty) resmi berlaku. Program ini diyakini bisa memasok likuiditas melimpah ke perbankan. Namun, andai tak mampu memutar dana itu ke instrumen yang memberikan margin tinggi, limpahan dana tax amnesty justru bisa jadi beban bagi bank. Apalagi, kelesuan permintaan kredit diperkirakan masih berlanjut.

Toh, Direktur Business Banking I Bank Negara Indonesia (BNI) Herry Sidharta tak kuatir duit pengampunan pajak akan memperberat beban bank karena sudah menyiapkan antisipasi. Strategi andalan BNI adalah menyalurkan kredit ke infrastruktur yang membutuhkan dana besar dan bertenor panjang.

"Banjir dana atau tidak tergantung seberapa besar dana yang masuk," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (19/7).


Direktur Tresuri BNI Panji Irawan menambahkan, jika kebutuhan dana kredit sudah tercukupi, BNI akan memanfaatkan pasar uang untuk memutar kelebihan dana.

Setali tiga uang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) berencana menyalurkan dana tax amnesty ke proyek infrastruktur. Direktur Utama BRI Asmawi Syam menyatakan sudah mengantongi izin dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk menawarkan investasi di proyek infrastruktur kepada peserta tax amnesty di BRI.

Meski begitu, prediksi Asmawi, peserta pengampunan pajak lebih tertarik menaruh dana di deposito. Alasannya, "Deposito paling fleksibel, walau bunganya dipatok," imbuh Asmawi.

BRI juga menawarkan sejumlah produk tax amnesty. Di antaranya, tabungan multi currency, obligasi, negotiable certificate deposit (NCD), reksadana, trustee dan sebagainya. Targetnya, BRI bisa menarik dana repatriasi Rp 75 triliun dari nasabah kaya, sehingga menambah 10% total dana pihak ketiga (DPK).

Bank Mandiri pun sudah menyiapkan berbagai jalur untuk menyalurkan dana repatriasi. Bersaing dengan BRI, Bank Mandiri mengincar proyek-proyek BUMN. "Pemerintah sekarang sedang gencar membangun infrastruktur," kata Sekretaris Bank Mandiri Rohan Hafas.

Bank berlogo pita emas ini juga tertarik memutar dana tax amnesty di lini bisnis kredit korporasi. Bank Mandiri mematok target kredit korporasi tumbuh sebesar 10%-15% di semester II. Bank plat merah ini juga menggiring dana repatriasi ke anak-anak usaha, yaitu Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi.

"Tidak menaruh di Bank Indonesia (BI). Sebab nanti dananya nganggur," ujar Rohan. Proyeksi Bank Mandiri, rasio likuiditas (LDR) pasca masuknya dana tax amnesty bergerak di kisaran 80%-85%. Hitungan BNI, LDR naik menjadi 90%-91% dari posisi 88% per Maret 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie