JAKARTA. Bank syariah tak khawatir akan kehilangan likuiditas dari rencana pemerintah mengolah penggunaan dana haji melalui investasi langsung ke infrastruktur maupun pembiayaan surat utang berharga syariah (sukuk). Pasalnya, dana haji bukan sumber utama likuiditas bank syariah. Saat ini, saldo dana haji dan dana abadi umat mencapai Rp 99,3 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 62,6 triliun mengalir pada simpanan deposito di perbankan syariah. Sisanya sebesar Rp 36,7 triliun diinvestasikan di surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk. Direktur PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, pihaknya tidak khawatir akan terjadi penyusutan dana dari rencana pemerintah akan menempatkan dana haji ke segmen lain. "Rencana realokasi penempatan ke pembiayaan infrastruktur maupun sukuk insya Allah tidak akan berpengaruh terhadap likuiditas kami," katanya kepada KONTAN, Minggu (6/8).
Bank antisipasi realokasi dana haji
JAKARTA. Bank syariah tak khawatir akan kehilangan likuiditas dari rencana pemerintah mengolah penggunaan dana haji melalui investasi langsung ke infrastruktur maupun pembiayaan surat utang berharga syariah (sukuk). Pasalnya, dana haji bukan sumber utama likuiditas bank syariah. Saat ini, saldo dana haji dan dana abadi umat mencapai Rp 99,3 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 62,6 triliun mengalir pada simpanan deposito di perbankan syariah. Sisanya sebesar Rp 36,7 triliun diinvestasikan di surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk. Direktur PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Dhias Widhiyati mengatakan, pihaknya tidak khawatir akan terjadi penyusutan dana dari rencana pemerintah akan menempatkan dana haji ke segmen lain. "Rencana realokasi penempatan ke pembiayaan infrastruktur maupun sukuk insya Allah tidak akan berpengaruh terhadap likuiditas kami," katanya kepada KONTAN, Minggu (6/8).