Bank Artha Graha belum rencana pinjam dengan repo



JAKARTA. Bank Artha Graha menyatakan belum menetapkan target peminjaman dana melalui transaksi repurchase agreement (repo) pada tahun ini. Sebab kondisi likuiditas Bank Artha Graha masih aman.Menurut Andy Kasih, Direktur Utama Bank Artha Graha, transaksi repo memang menjadi alternatif untuk menjaga likuiditas. Dengan bermodal surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Deposito Bank Indonesia, serta Surat Utang Negara sebagai jaminan, perbankan yang menandatangani perjanjian Mini Master Repurchase Agreement (Mini MRA) bisa saling meminjamkan dana."Tapi kami belum butuh. Tahun lalu kami juga tidak terlalu banyak mengajukan pinjaman dana melalui pasar uang antar bank (PUAB). Sebab likuiditas kami masih mencukupi," kata Andy pada KONTAN, Kamis, (20/2).Sayang, Andy enggan menyebut besaran duit yang dipinjami. "Tapi melalui transaksi repo memang lebih aman karena dilengkapi dengan jaminan. Sehingga lebih mudah bagi bank dalam pemenuhan kebutuhan likuiditas maupun menempatkan likuiditasnya," pungkas Andy.Sebagaimana diketahui, ada 26 bank yang menanda tangani perjanjian Mini MRA pada Kamis, (13/2). Antara lain  Bank Tabungan Negara (BTN), Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Mega, Bank OCBC NISP, Bank Permata, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank UOB Indonesia, Bangkok Bank, Bank Agris, Bank Artha Graha, Bank Capital Indonesia, Bank Ganesha, Bank Hana, Bank Index Selindo, Bank ICBC, Bank ICB Bumiputera, Bank Nagari, Bank Pundi, Bank QNB Kesawan, Bank Sinarmas, Bank Sumut, Bank Windu Kentjana, Bank Victoria, serta Bank Sumsel Babel.Sebelumnya sudah ada 8 bank pionir yang menanda tangani perjanjian Mini MRA pada 18 Desember 2013. Antara lain : BNI, BRI, Mandiri, BCA, Panin, Bukopin, Bank DKI dan BJB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia