Bank asing dan campuran paling agresif menggunting bunga kredit



JAKARTA. Meski kehadirannya di tanah air kerap diperdebatkan karena dinilai semakin mendominasi industri sestrategis dan sevital perbankan, bank-bank asing dan bank campuran ternyata juga membukukan catatan menarik yang layak diapresiasi. Selama tahun 2010 lalu misalnya, dari hasil pemantauan Bank Indonesia (BI), kelompok bank asing dan bank campuran tercatat sebagai kelompok bank yang paling agresif. memangkas suku bunga kredit. Dalam Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2011 yang dirilis kemarin malam, BI mencatat, selama tahun 2010, kelompok bank asing dan campuran sebagai kelompok bank yang paling agresif memangkas bunga kredit, yakni untuk jenis kredit modal kerja dan kredit konsumsi. "Masing-masing mereka turunkan sebesar 147 basis poin dan 405 basis poin," tulis BI dalam laporan yang dikutip KONTAN, Kamis (6/1).Adapun bank persero keluar sebagai kelompok bank yang paling banyak menurunkan suku bunga kredit investasi. Pengguntingannya mencapai 167 basis poin selama tahun 2010. BI juga mencatat, per November 2010, tingkat bunga kredit modal kerja di perbankan nasional rata-rata sebesar 12,96%. Sedangkan kredit investasi rata-rata sebesar 12,35%. Adapun kredit konsumsi tingkat bunganya rata-rata mencapai 14,35%. "Secara keseluruhan, dibandingkan dengan akhir 2009, suku bunga untuk seluruh jenis kredit tahun 2010 lalu menurun," jelas BI. Yang menarik, meski tercatat paling agresif memangkas bunga kredit, kelompok bank asing dan bank campuran di tahun 2010 juga tercatat sebagai kelompok bank yang agresif menaikkan bunga deposito. BI mencatat, sampai dengan November 2010, kelompok bank asing dan bank campuran justru menaikkan suku bunga deposito tenor satu bulan, hingga 71 basis poin. Sedangkan kelompok bank swasta nasional keluar sebagai kelompok bank penggunting bunga deposito terbesar yakni mencapai 19 basis poin. Kendati demikian, "Bila dibandingkan dengan tahun 2009, suku bunga deposito mengalami penurunan sebesar sembilan basis poin dari 6,87% menjadi 6,78%," tulis BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Ruisa Khoiriyah