Bank asing di Indonesia pandai cari dana murah



JAKARTA. Peningkatan laba bersih Citibank Indonesia dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) Indonesia per kuartal II 2012 memang terbilang fantastis. Hal ini tak terlepas dari kepiawaian manajemen dua bank asing itu menjaring dana murah dari masyarakat.

Lihat saja, komposisi dana murah dari dua bank itu, yakni tabungan dan giro, semakin besar, bahkan melebihi deposito. Berdasarkan laporan keuangan Citibank, per 30 Juni 2012, Citibank Indonesia berhasil menggaet simpanan masyarakat sekitar Rp 40,78 triliun, tumbuh 6,53% dibanding 31 Desember 2011.

Simpanan berbentuk giro dan tabungan mendominasi jumlah itu. Rinciannya, giro sebanyak Rp 21,48 triliun, naik 15,55% dan tabungan Rp 6,98 triliun, tumbuh 2,2%. Sedang dana masyarakat yang tersimpan di deposito menyusut 4,2% menjadi Rp 12,32 triliun.


Di perbankan, jenis simpanan giro dan tabungan hanya memberi bunga 1%-2%, sedangkan di deposito maksimal 6,5%. Semakin banyak masyarakat yang menyimpan di simpanan berjenis dana murah, beban bunga semakin kecil.

Citibank Indonesia mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk membayar bunga simpanan nasabah. Total beban bunga pada periode ini hanya Rp 366,43 miliar, susut 32,75%.

Tigor M. Siahaan, Citi Country Officer Indonesia, enggan menjelaskan lebih rinci terkait hal ini. Ia hanya memastikan, Citi akan terus meningkatkan inovasi produk dan solusi-solusi sesuai kebutuhan nasabah. "Fokus utama perseroan adalah kepuasan nasabah secara keseluruhan bukan pembagian pendapatan bunga dan non-bunga," katanya, Rabu (29/8) malam.

Menghemat biaya

Sumber dana HSBC Indonesia juga paling tinggi berasal dari dana murah. Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2012, dana masyarakat yang tersimpan di giro HSBC mencapai Rp 18,85 triliun atau naik 12% dari posisi akhir tahun Rp 16,02 triliun. Sedangkan tabungan naik 14% menjadi Rp 8,17 triliun. Kemudian, simpanan di deposito menurun tipis 0,7% menjadi Rp 15,16 triliun.

Secara keseluruhan, HSBC berhasil mengumpulkan dana simpanan masyarakat sekitar Rp 42,2 triliun, tumbuh 7% dibandingkan akhir tahun lalu. Kenaikan ini hanya menyebabkan pendapatan bunga bersih naik tipis 3,04% menjadi Rp 1,08 triliun.

Untung saja manajemen HSBC semakin andal mengelola operasional perbankan. Mereka berhasil menciptakan sistem kerja yang hemat biaya. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) semakin kecil.

BOPO per Juni 2012 hanya 73,37%, sedangkan periode sama tahun lalu mencapai 84,75%. Semakin kecil BOPO, bank semakin efisien mengeluarkan biaya.

Manajemen HSBC Indonesia tak menjelaskan masalah ini. Namun, dari laporan keuangan, sejumlah lini usaha berhasil menurunkan biaya. Penurunan terbesar terjadi pada biaya transaksi spot dan derivatif, hanya Rp 1,15 triliun per Juni 2012. Padahal, biaya pada pos ini per Juni 2011 mencapai Rp 1,71 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.