JAKARTA. Bank asing semakin mendominasi sektor mikro. Produk yang menjadi unggulan bank asing di sektor ini adalah kredit tanpa agunan.Tengok saja Citibank. Raksasa perbankan asal negeri Paman Sam ini sudah menggarap sektor ritel selama lima tahun terakhir. "Kredit ritel yang kami salurkan mengalami pertumbuhan 30% bila dibandingkan nilai di akhir tahun lalu," ujar Direktur Citifinancial Djamin Nainggolan, kemarin (14/9).Citibank menyalurkan kredit ke sektor ritel melalui unit usaha mereka yang bernama Citifinancial. Saat ini Citifinancial memiliki 69 cabang di Indonesia. "Ke depan ada rencana penambahan cabang, tapi kami fokus di kota-kota besar saja," ujar Djamin.Nilai kredit tanpa agunan yang disalurkan Citifinancial berkisar antara Rp 4 juta hingga Rp 200 juta. Adapun bunganya saat ini sebesar 1,56% sampai 2,5% per bulan.Citifinancial tak kesulitan mencari peminat karena kredit tersebut tak mensyaratkan agunan. "Kebanyakan yang mengambil adalah wiraswasta," ujar Djamin. Sejauh ini kontribusi Citifinancial bagi pendapatan Citibank memang masih kecil. "Masih di bawah 10% dari total pendapatan," kata Djamin. DBS Indonesia juga kian serius menggarap pasar ritel melalui unitnya Dana Bantuan Sahabat. Direktur Konsumer Banking DBS Budiman Tandjung menuturkan, nilai maksimal kredit ritel itu adalah Rp 100 juta. "Ini kredit tanpa agunan," jelasnya.Kendati baru berumur setahun, namun penyaluran kredit melalui Dana Bantuan Sahabat berjalan cepat. Kini outstanding-nya mencapai Rp 200 miliar. "Pertumbuhan bisa 30% sebulan," katanya.Bank beraroma asing yang juga giat menggarap pasar mikro adalah Bank Danamon. Unit usaha Bank Danamon di sektor mikro, Danamon Simpan Pinjam, bisa dibilang sudah menyaingi bank umum yang lebih dulu masuk ke sektor mikro, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI).Para pengelola bank asing itu masih enggan menanggapi wacana pembatasan usaha bank-bank asing di Indonesia. "Masih terlalu dini untuk mengomentari wacana tersebut," ujar Djamin.
Bank Asing Kuasai Sektor Mikro Lewat KTA
JAKARTA. Bank asing semakin mendominasi sektor mikro. Produk yang menjadi unggulan bank asing di sektor ini adalah kredit tanpa agunan.Tengok saja Citibank. Raksasa perbankan asal negeri Paman Sam ini sudah menggarap sektor ritel selama lima tahun terakhir. "Kredit ritel yang kami salurkan mengalami pertumbuhan 30% bila dibandingkan nilai di akhir tahun lalu," ujar Direktur Citifinancial Djamin Nainggolan, kemarin (14/9).Citibank menyalurkan kredit ke sektor ritel melalui unit usaha mereka yang bernama Citifinancial. Saat ini Citifinancial memiliki 69 cabang di Indonesia. "Ke depan ada rencana penambahan cabang, tapi kami fokus di kota-kota besar saja," ujar Djamin.Nilai kredit tanpa agunan yang disalurkan Citifinancial berkisar antara Rp 4 juta hingga Rp 200 juta. Adapun bunganya saat ini sebesar 1,56% sampai 2,5% per bulan.Citifinancial tak kesulitan mencari peminat karena kredit tersebut tak mensyaratkan agunan. "Kebanyakan yang mengambil adalah wiraswasta," ujar Djamin. Sejauh ini kontribusi Citifinancial bagi pendapatan Citibank memang masih kecil. "Masih di bawah 10% dari total pendapatan," kata Djamin. DBS Indonesia juga kian serius menggarap pasar ritel melalui unitnya Dana Bantuan Sahabat. Direktur Konsumer Banking DBS Budiman Tandjung menuturkan, nilai maksimal kredit ritel itu adalah Rp 100 juta. "Ini kredit tanpa agunan," jelasnya.Kendati baru berumur setahun, namun penyaluran kredit melalui Dana Bantuan Sahabat berjalan cepat. Kini outstanding-nya mencapai Rp 200 miliar. "Pertumbuhan bisa 30% sebulan," katanya.Bank beraroma asing yang juga giat menggarap pasar mikro adalah Bank Danamon. Unit usaha Bank Danamon di sektor mikro, Danamon Simpan Pinjam, bisa dibilang sudah menyaingi bank umum yang lebih dulu masuk ke sektor mikro, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI).Para pengelola bank asing itu masih enggan menanggapi wacana pembatasan usaha bank-bank asing di Indonesia. "Masih terlalu dini untuk mengomentari wacana tersebut," ujar Djamin.