Bank asing masih menikmati laba bersih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok bank asing masih menikmati laba untuk kinerja kuartal ketiga. Hasil riset KONTAN, sembilan bank asing mencatat kenaikan laba bersih sebesar 12,14% atau senilai Rp 6,8 triliun per September 2017.

Faktor penopang kenaikan laba bersih bank asing adalah penyaluran kredit. Tercatat, realisasi penyaluran kredit sembilan bank naik 20,17% atau menjadi Rp 262,2 triliun di September lalu.

Nah, ada tiga bank asing dengan realisasi profit terbesar. Yakni, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd dengan laba bersih Rp 2,3 triliun. Disusul, Citibank Indonesia berlaba bersih Rp 2 triliun. Dan, HSBC Indonesia dengan realisasi laba Rp 759 miliar.


Ketua Umum Umum Persatuan Bank Asing Indonesia (Perbina) Batara Sianturi mengatakan, selain dari pendapatan bunga atau net interest income, laba berasal dari pendapatan non bunga atau fee based income. "Ini sejalan dengan visi misi bank asing di Indonesia yang bertindak sebagai investment banking," kata Batara ketika ditemui, Senin (6/11).

Batara yang juga selaku CEO Citibank Indonesia mengatakan, kenaikan laba bersih Citibank berasal dari pendapatan bunga bersih naik 7,6% atau menjadi Rp 3,3 triliun. "Porsi pendapatan bunga bersih ini merata disetiap lini bisnis," katanya, Senin (6/11).

Tentunya, pendapatan bunga bersih hanya naik satu digit lantaran kredit naik sedikit. Bank yang berpusat di Amerika Serikat (AS) ini telah menyalurkan kredit Rp 40 triliun atau hanya naik 2,1% di kuartal ketiga.

Penolong kredit Citibank Bank Indonesia adalah segmen institutional banking. Rinciannya, institutional banking  dari multinational company tumbuh 13%, sedangkan kredit institutional banking dari perusahan lokal tumbuh 5%. 

Serta, penopang dari kredit lainnya datang dari konsumer di segmen personal loan tumbuh 5%. 

Ke depan, Citibank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit hanya sebesar 2%-5% di akhir tahun. Atau lebih rendah dari rata-rata perbankan. Batara mengatakan, potensi pertumbuhan kredit di sektor perusahaan multinasional masih cukup besar.

"Kami mengincar perusahaan multinasional Asia. Diantaranya adalah China, Taiwan, dan Korea Selatan yang investasi mereka sudah mulai masuk Indonesia," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati