Bank Asing perbanyak jumlah dana nasabah kaya



JAKARTA. Sejumlah bank asing terus memburu nasabah kaya supaya menempatkan dananya di bank. Bank Commonwealth Indonesia dan DBS Indonesia, contohnya,  berencana mengerek bisnis wealth management di semester kedua tahun ini. 

Bank Commonwealth mengincar pertumbuhan bisnis dana kelolaan wealth management sebesar 20% di tahun ini. Sampai Desember 2014, anak usaha Commonwealth Bank dari Australia ini mengharapkan bisa meraup dana kelolaan wealth management sebesar Rp 10,8 triliun. “Tahun lalu, dana kelolaan kami mencapai Rp 9 triliun,” kata Rian Kaslan, Head of Wealth Management and Business Strategy, Bank Commonwealth Indonesia. 

Per Juni 2014, total dana kelolaan wealth management Bank Commonwealth Indonesia mencapai Rp 10 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 40.000 nasabah.  Menurut Rian, prospek bisnis wealth management di Indonesia cukup besar. Sebab, sampai saat ini penetrasi produk wealth management masih rendah. 


Sebagai perbandingan, jumlah investor reksadana di Indonesia baru 400.000 orang atau 0,16% dari populasi. Sedangkan, Thailand dan Malaysia masing-masing sudah mencapai 2,2% dan 51%.

Tak mau kalah, Steffano Ridwan, Direktur Konsumer Bank DBS Indonesia mengatakan, pihaknya membidik target pertumbuhan dana kelolaan wealth management sebesar 25% sepanjang tahun ini. "Dengan usainya penyelanggaraan Pemilu 2014, para nasabah kaya mulai bergairah kembali untuk melakukan investasi. Kini ada kepastian kondisi politik yang tentunya berpengaruh besar pada kondisi pasar," ujar Steffano.

Per Agustus 2014, dana kelolaan layanan wealth management di Bank DBS Indonesia sudah mencapai sekitar Rp 18 triliun. Produk yang paling diminati adalah deposito, serta reksadana bagi nasabah yang tidak suka mengambil risiko tinggi. "Namun bagi nasabah yang berani ambil risiko, reksadana saham menjadi pilihan paling menarik," ujar Steffano.

Sejak membuka layanan bagi nasabah kaya ini pada tahun 2005, jumlah nasabah yang memarkirkan dananya minimal Rp 500 juta di DBS Indonesia sudah mencapai 30.000 orang. Supaya nasabah tajir bertambah, DBS Indonesia berencana meluncurkan produk kredit pemilikan rumah (KPR) yang akan disinergikan dengan layanan wealth management. Alasannya, investasi properti menjadi favorit bagi para nasabah kaya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia