KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tengah berupaya dalam menjaring dana murah di sisa tahun ini untuk menekan laju peningkatan biaya dana dengan menerapkan sejumlah strategi. Jelang akhir tahun perbankan biasanya berebut likuiditas untuk menjaga posisi kebutuhan likuiditas sampai dengan akhir tahun. Sejumlah strategi dalam menjaring dana pun telah diterapkan sejumlah perbankan seperti PT Bank Mandiri yang berfokus pada tiga aspek utama.
Pertama, memanfaatkan kekuatan
value chain dari ekosistem nasabah
wholesale. Kedua, memperkuat jaringan cabang di berbagai daerah untuk menjangkau pasar yang lebih luas, dan terakhir mengoptimalkan platform digital KOPRA, Livin’ dan Livin’ Merchant.
Adapun hingga Oktober 2024, Bank Mandiri telah menghimpun dana murah (CASA) secara bank only sebesar Rp 1.041,3 triliun, atau tumbuh 12,0% secara tahunan atau
year on year (yoy) melampaui industri yang mencapai 7,03% yoy.
Baca Juga: Sejumlah Bank Syariah Catat Peningkatan Rekening dan Dana Tabungan Haji per November "Hingga akhir tahun, kami memproyeksikan dana murah tetap tumbuh di atas industri dengan berfokus pada pertumbuhan CASA transaksional," ungkap
SVP Strategy and Performance Management Bank Mandiri, Antonius Kunta kepada kontan.co.id, Senin (16/12). Selain itu, Bank Mandiri menargetkan peningkatan jumlah nasabah baru untuk terus meningkat hingga akhir tahun, khususnya di segmen ritel individu dan pebisnis UMKM. Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), berupaya menjaring dana murah dengan membidik segmen nasabah dengan simpanan rentang Rp100 juta—Rp500 juta atau nasabah segmen
Emerging Affluent melalui BTN Prospera, baik nasabah baru maupun nasabah eksisting.
Direktur Distribution and Institutional Funding Jasmin mengatakan, bahwa saat ini BTN memiliki nasabah potensi yang akan masuk ke segmen BTN Prospera sebanyak 43.500 nasabah dengan dana kelolaan mencapai Rp 8 triliun. "Kami memiliki target yang agresif di akhir tahun ini dana kelolaan bisa bertambah Rp 6,5 triliun, itu artinya menjadi Rp 14,5 triliun,” ungkapnya. Dalam membidik nasabah di segmen prospera BTN akan mengoptimalkan nasabah eksisting, baik yang tengah melakukan skema KPR maupun sudah lunas, untuk masuk ke BTN Prospera. Hal itu dilakukan karena saat ini porsi dana ritel BTN cenderung sedikit atau sebesar 25%, sedangkan dana institusi/lembaga mengambil porsi 75%. Selain itu, Jasmin mengaku bahwa saat ini BTN juga tengah memfokuskan seluruh Kantor Wilayah dan Kantor Cabang untuk mengakuisisi DPK Mid-Size yaitu dana-dana perusahaan/institusi pada segmen menengah (kurang dari Rp 500 miliar). BTN juga berupaya meningkatkan CASA melalui transaksi digital yaitu melalui BTN Mobile dan Akuisisi Merchant dengan Umbrella Program Bale. Hal ini dibuktikan dengan nasabah yang menggunakan BTN Mobile memiliki
average saving balance 3,6x lebih tinggi. Jasmin menyebut, incaran dana murah itu dilakukan untuk menekan biaya dana (
cost of fund) perusahaan. CoF BTN berada di kisaran 4,1% per September ini secara ytd. Nantinya, perusahaan akan menurunkan CoF di bawah 3,5% pada akhir tahun. Dengan upaya yang dijalankan dalam menjaring dana murah, BTN pun membidik porsi dana murah sebesar 55% hingga akhir tahun ini. Adapun per September 2024 CASA BTN berada di level 51% naik 150 bps secara yoy. Selanjutnya, ada PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang meluncurkan program Danamon Hadiah Beruntun (DHB). Program ini berlangsung sejak 1 Juni 2024 sampai 31 Januari 2025. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menjaring dana murah.
Consumer Funding and Wealth Business Head, Bank Danamon, Ivan Jaya mengatakan, program tersebut bukan program baru dan sudah masuk tahun ketiga. Program ini digelar kembali karena terbukti sukses mendongkrak pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih dari 13%. Pada 2023 lalu, nasabah yang berpartisipasi dalam program DHB meningkat 162%. Tingginya animo masyarakat terhadap program tersebut membuat bank ini kembali menggelarnya di tahun ini. Sejauh ini per Oktober 2024, Danamon mencatatkan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara bankwide menjadi Rp 163,37 triliun dari Rp 141,22 triliun di periode sama tahun sebelumnya. "Secara keseluruhan, Danamon akan terus bertumbuh sebagai One Financial Group untuk mencapai pertumbuhan dobel-digit dari sisi pendanaan dengan profitabilitas yang berkelanjutan. Kami optimis dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, sejalan dengan strategi peningkatan layanan dan inovasi produk perbankan," ungkapnya. Sementara Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga bilang, likuiditas terlihat ketat menjelang tutup tahun, artinya CoF tetap tinggi, dan itu yang tengah menjadi tantangan. Walau demikian, pihaknya menargetkan pertumbuhan dana murah sekitar 7,5%-8% sampai akhir tahun. "Dengan Mayoritas ada di giro yang berasal dari
operating acct, cash management, merchant. Sedangkan Tabungan dari payroll, dan juga
digital acquisition," katanya. Ia menyebut, saat ini pertumbuhan jumlah nasabah yang di dominasi nasabah ritel sekitar 22% yoy.
Baca Juga: OJK Blokir 2.930 Pinjaman Online Ilegal selama Januari-November 2024 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati