Bank-Bank Besar China Aktif Jual Dolar AS untuk Membeli Yuan di London dan New York



KONTAN.CO.ID -  SHANGHAI. Bank-bank besar di China tampaknya aktif menjual dolar Amerika Serikat (AS) guna membeli yuan di pasar valuta asing spot, baik dalam maupun luar negeri pada minggu ini. Hal ini disampaikan oleh sumber yang mengetahui secara langsung, sebagai upaya untuk memperlambat depresiasi yuan.

Walaupun bank-bank ini juga melakukan transaksi atas nama mereka sendiri atau untuk melaksanakan perintah klien, mereka sering bertindak atas perintah bank sentral ketika yuan sedang menghadapi tekanan, seperti kondisi saat ini.

"Penjualan dolar oleh bank negara kini menjadi kebiasaan baru dalam upaya memperlambat depresiasi yuan," ujar seorang pedagang berbasis di Shanghai.


Baca Juga: Rupiah Melemah Beberapa Waktu Terakhir, Ini Penyebabnya Menurut Bank Indonesia

Dua sumber mengatakan pada hari Kamis bahwa cabang luar negeri dari bank-bank negara ini tampak menjual dolar selama jam perdagangan di London dan New York minggu ini. Dengan melakukan penjualan dolar, diharapkan akan membatasi penurunan nilai yuan di luar negeri dan mencegahnya berbeda jauh dengan nilai yuan di dalam negeri.

Dalam bulan ini, yuan telah melemah sekitar 2,4% terhadap dolar dan sekitar 6% sejak awal tahun. Yuan di dalam negeri diperdagangkan pada 7.3145 per dolar, sementara yuan di luar negeri tercatat 7.3400.

Penurunan nilai yuan baru-baru ini disebabkan oleh pelebaran selisih imbal hasil antara China dan AS, serta meningkatnya kekhawatiran investor mengenai pertumbuhan ekonomi China yang lemah dan potensi gagal bayar di sektor properti serta shadow banking.

Baca Juga: Harga Konsumen dan Produsen China Turun di Bulan Juli 2023

Langkah-langkah stimulus dari pemerintah yang dianggap lambat telah mengecewakan investor. Sementara itu, People's Bank of China (PBOC) telah melonggarkan kebijakan moneternya untuk mendukung ekonomi, meskipun dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menurunkan suku bunga yang dapat memberi tekanan lebih pada yuan.

Editor: Noverius Laoli