KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar mampu menorehkan kinerja mentereng di semester I 2021. Laba bersih yang dibukukan melonjak secara tahunan meskipun masih dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19. Pertumbuhan kinerja tersebut tidak lepas dari strategi efisiensi yang dilakukan bank di tengah tekanan, penurunan biaya dana atau cost of fund (CoF) dan masih relatif terjaganya kualitas aset. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya menvetak pertumbuhan laba bersih secara konsolidasi hingga 21,4% secara year on year (YoY). Pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) sama-sama tumbuh masing-masing 21,5% dan 17,2%.
Pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) Bank Mandiri meningkat menjadi 5,05% dari sebesar 4,93% pada Juni 2020 seiring dengan penurunan CoF bank only dari 2,5% menjadi 1,7%. Penurunan biaya dana itu karena perseroan mampu menjaga tren pertumbuhan dana murah. Baca Juga: BSI tak merevisi RBB tahun ini, simak alasannya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan kinerja Bank Mandiri. Anak usahanya itu meraup pertumbuhan laba bersih 34,3% YoY. Hery Gunardi Direktur Utama BSI mengatakan, profitabilitas sukses tumbuh karena BSI sudah beradaptasi setelah mempelajari kondisi pandemi yang belangsung lebih dari selama satu setengah tahun terakhir. "Kami melakukan cost efisiensi dan juga bisa menjalankan bisnis tanpa ketemu nasabah lewat layanan digital. Faktor kedua yang mendorong profitabilitas ini karena kami sudah melakukan pencadangan sangat besar tahun lalu sehingga tekanan untuk melakukan pencadangan tahun ini tidak sebesar tahun 2020," katanya dalam konferensi pers, Jumat (30/7). Bank Mandiri melihat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan berdampak pada daya beli masyarakat. Namun, Bank Mandiri masih optimistis bisa mencapai rencana bisnis bank (RBB) yang sudah ditetapkan tahun ini.