KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar di dalam negeri semakin aktif menyalurkan kredit lewat skema sindikasi. Itu sebagai strategi memitigasi resiko ketika terjadi kredit bermasalah. Apalagi, belakangan marak kasus gagal bayar menimpa korporasi. Selain sebagai mitigasi resiko, sebagian bank juga mengincar pendapatan non bunga dari skema sindikasi dengan menjadi
mandated lead arranger atau
bookrunner. Baca Juga: Suku bunga BI turun lagi, begini pendapat bankir Hingga Juli 2019, PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI, anggota indeks
Kompas100) tercatat paling gencar dalam pembiayaan sindikasi. Bank ini tercatat sebagai jawara dalam pemberian sindikasi di tanah air baik sebagai
mandated lead arranger maupun sebagai
bookrunner. Direktur Bisnis Korporasi BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, pihaknya sudah berpartisipasi dalam penyaluran kredit secara patungan senilai Rp 32,8 triliun. Capaian itu melonjak 67% dibandingkan periode Juli 2018 yang hanya tercatat Rp 19,6 triliun. BNI tetap meyakini kredit sindikasi akan menopang pertumbuhan kredit korporasi perseroan hingga penghujung tahun. "Kami akan menjaga kredit sindikasi tetap tumbuh
doubel digit sampai akhir 2019 dengan masuk ke sektor industri yang relatif aman," kata Putrama pada Kontan.co.id, Kamis (22/8). Sindikasi yang diikuti BNI ada 16 proyek, diantaranya diberikan kepada PT tamaris Hydro, PT JTD Jaya Pratama, Sinar Tambang Arthales, Jasamarga Probolinggo, PT Rejoso Manis Indo, Jalin Pembayaran Nusantara, PT Cibitung Tanjung Priok, PT Cemindo Gemilang.
Baca Juga: BRI kejar penyaluran kredit sindikasi Rp 36 triliun hingga akhir tahun 2019 Lalu ada PT Jasamarga Kunciran Cengkareng, PT Dua Cahaya Anugerah. Selanjurnya, Cimanggis Cibitung Tollways, PT Solo Ngawi Jaya, PT Pertamina, PT Semen Indonesia, PT Merangin Hydro yakni anak usaha PT Bukaka Teknik Utama Tbk, dan PT Trans Marga Jateng. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk masih tetap akan aktif berpartisipasi dalam penyaluran kredit lewat skema sindikasi walaupun secara keseluruhan bank pelat merah ini akan lebih fokus menyasar segmen UMKM. Direktur
Retail dan Menengah Bank BRI Supari mengatakan, perseroan aktif ikut sindikasi sebagai upaya perseroan untuk memitigasi risiko jika terjadi kredit bermasalah. Dengan melibatkan banyak kreditur sehingga risiko yang ada dapat terbagi ke semua kreditur.
Editor: Tendi Mahadi