KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan akhir kuartal I 2018, sejumlah bank besar berhasil menekan biaya dana alias
cost of fund sebagai langkah efisiensi. Salah satunya antara lain PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan
cost of fund sebesar 2,6% pada kuartal I 2018. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan, posisi tersebut telah menurun cukup dalam sebanyak 30 basis poin (bps) dibanding periode yang sama tahun lalu. Menurutnya, penurunan biaya dana tersebut salah satunya dikarenakan peningkatan komposisi dana murah (giro dan tabungan) mencapai 64,6% menjadi Rp 497,2 triliun atau meningkat dari periode yang sama tahun tahun lalu sebesar 63,7% dari total dana pihak ketiga (DPK).
Sebagai gambaran saja, total DPK Bank Mandiri pada kuartal I 2018 mencapai Rp 769,28 triliun atau tumbuh relatif rendah 5,22% secara tahunan atau year on year (yoy). Lebih lanjut, Rohan menjelaskan selain rasio CASA (dana murah) yang berhasil ditingkatkan, pihaknya juga berhasil menjaga margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) pada level fundamentalnya yakni 5,82%. Langkah ini sudah sejalan dengan strategi perseroan yang akan terus meningkatkan rasio CASA ditengah iklum penurunan suku bunga kredit. Secara jangka panjang, pada tahun 2020 bank bersandi emiten BMRI ini menarget dapat meningkatkan rasio CASA hingga ke level 70%. "Bank Mandiri akan terus fokus pada penghimpunan dana murah sehingga diharapkan hal tersebut dapat menurunkan cost of fund. Dan tentunya tetap memperhatikan kondisi likuditas bank," ujar Rohan kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4). Pasalnya menurut Rohan, kedisiplinan dalam menjaga NIM tetap pada fundamentalnya ditambah dengan pertumbuhan fee based yang cukup signifikan serta pengendalian operasional. Mampu membuat laba bersih Bank Mandiri tumbuh 43,7% di kuartal I 2018 mencapai Rp 5,9 triliun. Selain Bank Mandiri, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga berhasil menjaga biaya dana di kisaran 2% sampai kuartal pertama 2018. Senada dengan Bank Mandiri, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan biaya dana yang dapat dijaga rendah lantaran pertumbuhan dana murah perseroan meningkat di kuartal I 2018. Per akhir Maret 2018 dana murah perseroan meningkat 7,4% secara yoy menjadi Rp 105,41 triliun.
Pertumbuhan CASA tersebut utamanya didorong kenaikan dari produk tabungan yang meningkat 10,1% dari Rp 47,99 triliun di kuartal I 2017 menjadi Rp 52,86 triliun pada kuartal pertama tahun ini. "Kami fokus ke CASA sebagai tulang punggung pertumbuhan balance sheet, agar cost of fund turun sehingga kami bisa menawarkan pinjaman dengan harga (bunga) yang lebih murah," kata Lani dalam pesan singkatnya kepada Kontan.co.id, Kamis (26/4). Bank yang terafiliasi dengan grup CIMB ini pun menungkap bahwa dalam dua tahun terakhir biaya dana telah berhasil ditekan, hanya saja Lani masih belum dapat merinci besaran biaya dana perseroan saat ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia