Sejumlah bank internasional diduga menyimpan uang miliaran dollar milik pemerintah Libia. Dikutip dari kantor berita BBC, Global Witness menyebut, bank-bank itu adalah bank terkenal seperti HSBC, Royal bank of Scoltnad, Goldman Sachs, JP Morgan Chase, Nomura, dan Societe General. Kini, semua aset di bank-bank itu telah dibekukan Uni Eropa dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).Dugaan itu ditemukan dalam sebuah dokumen bertanggal Juni 2010. Isinya, HSBC mengelola aset pemerintah Libia sebesar US$ 292,7 juta dalam 10 rekening, sedangkan Goldman Sachs US$ 43 juta dalam tiga rekening. Sekitar US$ 4 miliar tersimpan di produk investasi dan produk terstruktur. Dari jumlah itu, Societe General mengelola US$ 1 miliar, kemudian Bank Nomura Jepang dan Bank New York masing-masing menyimpan US$ 500 juta. Selain itu, aset yang lebih besar adalah milik Otoritas Investasi Libia atau Libia Investment Authorithy (LIA). Nilainya mencapai US$ 19 miliar yang tersimpan di Bank Libya dan Bank Timur Tengah. Disamping uang, dokumen ini juga mengungap LIA memegang aset miliaran dollar dalam bentuk saham di perusahaan global seperti General Electric, BP, Vivendi, dan Deutsche Telekom. Namun, bank-bank itu menolak mengomentari temuan ini. "Ini sungguh di luar dugaan, HSBC dan Goldman Sachs tetap menyembunyikan rahasia nasabah yang sedang tersangkut masalah seperti sekarang ini," ujar Charmain Gooch, Direktur Kampanye Globas Witness. Sementara, awal bulan ini, Uni Eropa masih memperpanjang sanksi ekonomi Libia, termasuk untuk LIA dan bank sentral di negara itu. Ini juga sekaligus pembekuan aset pemimpin Libia, Muammaf Gaddafi dan beberapa anggota keluarganya.
Bank-bank internasional diduga simpan aset pemerintah Libia
Sejumlah bank internasional diduga menyimpan uang miliaran dollar milik pemerintah Libia. Dikutip dari kantor berita BBC, Global Witness menyebut, bank-bank itu adalah bank terkenal seperti HSBC, Royal bank of Scoltnad, Goldman Sachs, JP Morgan Chase, Nomura, dan Societe General. Kini, semua aset di bank-bank itu telah dibekukan Uni Eropa dan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).Dugaan itu ditemukan dalam sebuah dokumen bertanggal Juni 2010. Isinya, HSBC mengelola aset pemerintah Libia sebesar US$ 292,7 juta dalam 10 rekening, sedangkan Goldman Sachs US$ 43 juta dalam tiga rekening. Sekitar US$ 4 miliar tersimpan di produk investasi dan produk terstruktur. Dari jumlah itu, Societe General mengelola US$ 1 miliar, kemudian Bank Nomura Jepang dan Bank New York masing-masing menyimpan US$ 500 juta. Selain itu, aset yang lebih besar adalah milik Otoritas Investasi Libia atau Libia Investment Authorithy (LIA). Nilainya mencapai US$ 19 miliar yang tersimpan di Bank Libya dan Bank Timur Tengah. Disamping uang, dokumen ini juga mengungap LIA memegang aset miliaran dollar dalam bentuk saham di perusahaan global seperti General Electric, BP, Vivendi, dan Deutsche Telekom. Namun, bank-bank itu menolak mengomentari temuan ini. "Ini sungguh di luar dugaan, HSBC dan Goldman Sachs tetap menyembunyikan rahasia nasabah yang sedang tersangkut masalah seperti sekarang ini," ujar Charmain Gooch, Direktur Kampanye Globas Witness. Sementara, awal bulan ini, Uni Eropa masih memperpanjang sanksi ekonomi Libia, termasuk untuk LIA dan bank sentral di negara itu. Ini juga sekaligus pembekuan aset pemimpin Libia, Muammaf Gaddafi dan beberapa anggota keluarganya.