Bank-bank kecil menambah modal lewat rights issue



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank kecil pada tahun ini berencana menambah modal dengan menerbitkan saham baru lewat skema hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Aksi korporasi tersebut bertujuan tidak lain untuk memperkuat permodalan.

Berdasarkan wawancara Kontan.co.id dengan beberapa bankir menengah kecil, pada tahun ini setidaknya ada tiga bank yang hendak menggelar rights issue. Tiga bank itu yakni Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE), Bank MNC Internasional serta Bank Harda Internasional.

Nilai rights issue Bank MNC terbilang cukup besar ketimbang bank lain, yakni berkisar Rp 400 miliar. Bank MNC yang memiliki modal inti Rp 1,4 triliun, masuk dalam jajaran kelompok bank BUKU II.


Benny Purnomo, Presiden Direktur Bank MNC mengatakan, rights issue selain untuk meningkatkan modal juga meningkatkan kinerja. "Target tahun ini, kredit Bank MNC tumbuh 10%-12% dan dana pihak ketiga (DPK) naik 8%-10%," ujar Benny kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).

Bank BKE juga berencana melakukan rights issue dengan nilai berkisar Rp 200 miliar-Rp 300 miliar. "Rights issue ini akan dilakukan pada April 2018," tutur Sasmaya Tuhuleley, Direktur Utama Bank BKE.

Bank BKE sendiri saat ini masuk bank kecil dengan modal inti Rp 305 miliar, alias dalam jajaran BUKU I.

Satu lagi bank kecil yang akan melaksanakan rights issue yakni Bank Harda. Bank ini membidik dana segar senilai Rp 100 miliar. "Rencana rights issue ini akan dilakukan pada Maret 2018," kata Barlian Halim, Direktur Utama Bank Harda.

Masih aman

Saat sejumlah bank sibuk memupuk modal dengan menerbitkan rights issue, beberapa bank kecil lain mengaku modalnya masih mencukupi. Rasio permodalan bank tersebut pada saat ini masih cukup besar.

Surjawaty Tatang, Presiden Direktur PT Bank Ganesha Tbk menuturkan, saat ini rasio kecukupan modal Bank Ganesha masih lebih tinggi dari ketentuan atau rata-rata industri. "Rasio capital adequacy ratio (CAR) kami masih di atas 30%," ujar Surjawaty. Tahun ini Bank Ganesha belum memerlukan penambahan modal.

Edy Kuntardjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan rasio kecukupan modal banknya saat ini masih cukup tinggi. "Tahun ini, kami masih fokus mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan terkait layanan berbasis informasi teknologi sebagai bank BUKU II dan penataan infrastruktur penunjang," imbuh Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati