NEW YORK. Kinerja Citigroup Inc., Merril Lynch & Co, dan UBS AG bakal makin terpuruk. Kemungkinan besar, bank-bank terbesar itu harus kembali membukukan penyusutan aset (writedown). Sebab, mereka harus membeli kembali surat berharga jenis auction-rate securities (ARS) yang harganya tengah jatuh. Bank of America menghitung, total nilai penyusutan nilai surat berharga itu bisa tembus US$ 4 miliar.Kamis kemarin (7/8), Citigroup menyatakan akan membeli kembali sekitar US$ 7,3 miliar ARS dari para investor individu. Bank yang bermarkas di New York itu juga berjanji akan membantu 2.600 investor institusi untuk membereskan US$ 12 miliar ARS yang mereka miliki. Lantas, Citigroup juga akan membayar denda kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 100 juta.Merril Lynch juga menyatakan akan membeli kembali ARS senilai US$ 10 miliar. Selain itu, hari ini (8/8), Boston Globe menulis, UBS akan melakukan pembelian kembali ARS yang nilainya mencapai sekitar US$ 19,4 miliar dan membayar denda US$ 150 juta kepada pengadilan.
Bank-Bank Terbesar Tersandung Kasus ARS
NEW YORK. Kinerja Citigroup Inc., Merril Lynch & Co, dan UBS AG bakal makin terpuruk. Kemungkinan besar, bank-bank terbesar itu harus kembali membukukan penyusutan aset (writedown). Sebab, mereka harus membeli kembali surat berharga jenis auction-rate securities (ARS) yang harganya tengah jatuh. Bank of America menghitung, total nilai penyusutan nilai surat berharga itu bisa tembus US$ 4 miliar.Kamis kemarin (7/8), Citigroup menyatakan akan membeli kembali sekitar US$ 7,3 miliar ARS dari para investor individu. Bank yang bermarkas di New York itu juga berjanji akan membantu 2.600 investor institusi untuk membereskan US$ 12 miliar ARS yang mereka miliki. Lantas, Citigroup juga akan membayar denda kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 100 juta.Merril Lynch juga menyatakan akan membeli kembali ARS senilai US$ 10 miliar. Selain itu, hari ini (8/8), Boston Globe menulis, UBS akan melakukan pembelian kembali ARS yang nilainya mencapai sekitar US$ 19,4 miliar dan membayar denda US$ 150 juta kepada pengadilan.