Bank BCA dan BRI sebut tren permintaan ORI017 tengah meningkat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sentimen negatif dari pandemi Covid-19  yang memukul pasar keuangan, membuat instrumen investasi konservatif seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) Seri ORI017 ramai diburu investor.

Berdasarkan laman investree, Minggu (5/7) penjualan ORI017 secara nasional mencapai Rp 11,77 triliun. Jumlah tersebut sudah melebihi target pemerintah di Rp 10 triliun.

Tren permintaan ORI017 yang tinggi juga terjadi pada beberapa mitra distribusi. Salah satunya, Bank Central Asia (BCA).


Baca Juga: Minat investor membludak, penjualan ORI017 BNI sudah lewati target awal

Senior Executive Vice President Wealth Management BCA Christine Setyabudhi mengatakan penjualan ORI017 melalui BCA juga menunjukkan tren permintaan yang tinggi seiring peningkatan transaksi melalui aplikasi WELMA BCA.

Hingga 2 Juli, BCA mencatat total pemesanan ORI017 mencapai Rp 2,7 triliun.

"Kami mencermati permintaan yang tinggi atas pembelian ORI017 didasarkan pada pola masyarakat yang cenderung beralih ke instrumen investasi yang lebih konservatif di tengah situasi pandemi Covid-19," kata Christine, Sabtu (4/7).

Tren permintaan ORI017 yang tinggi juga terjadi pada Bank Rakyat Indonesia (BRI). Handayani, Direktur Konsumer Bank BRI mengatakan peningkatan permintaan terlihat signifikan tercermin dari angka penjualan yang hampir mencapai Rp 1 triliun di Jumat (3/7).

Baca Juga: Laris diburu investor, Bank Mandiri (BMRI) pasang target baru penjualan ORI017

Padahal, target yang ditetapkan BRI di awal hanya Rp 500 miliar. Dengan kata lain BRI mengalami oversubscribe hampir dua kali lipat. "Sepertinya permintaan hingga penutupan masih akan terus bertambah," kata Handayani.

Apalagi, melihat kondisi ekonomi yang tertekan saat ini, penawaran investasi ORI017 jadi memiliki nilai imbal hasil yang sangat menarik bila dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.

Sekedar informasi, ORI017 menawarkan kupon sebesar  6,4% per tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli