Bank bentuk pencadangan untuk antisipasi NPL



JAKARTA. Perbankan masih membentuk biaya pencadangan kerugian di tahun 2017. Para bankir menilai, meski risiko kredit mulai meredam namun bank masih mengalokasikan biaya pencadangan sebagai amunisi untuk menjaga kenaikan risiko kredit.

Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pihaknya masih mengalokasikan dana untuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) namun tak akan setinggi pencadangan tahun lalu. “Rasio pencadangan dapat turun 30%-40% di tahun ini dari total pencadangan sebesar Rp 24 triliun di tahun lalu,” kata Kartika.

Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Manajamen Risiko dan Kepatuhan Bank Mandiri menambahkan, pihaknya akan melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Misalnya, mempercepat restrukturisasi untuk debitur yang masih memiliki itikad baik.


“Kami akan menjaga rasio NPL gross antara 3,5% sampai 4% di sepanjang tahun ini,” ucapnya, Selasa (26/4). Adapun, Bank Mandiri mencatat kenaikan rasio NPL gross 0,80% menjadi 3,98% per kuartal I-2017 dibandingkan posisi 3,18% per kuartal I-2016.

Lanjutnya, jika permintaan kredit terus naik di semester II-2017, maka rasio kredit bermasalah akan turun karena nilai pembagi berkurang. Bank pelat merah ini memperkirakan rasio NPL dapat di bawah 3,5%, jika pertumbuhan kredit naik. Alhasil, rasio pencadangan dapat turun 30%-40% pada tahun ini.

Sementara, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi rasio pencadangan sebesar 147% di kuartal II-2017, rasio pencadangan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rasio pencadangan periode yang sama tahun 2016 sebesar 142,8%. "Kami prediksi risiko kredit ke depan akan turun," ujar Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI.

Lanjutnya, dalam dua tahun terakhir, BNI telah mencadangkan dana kerugian yang cukup. BNI telah membentuk pencadangan sebesar Rp 16,75 triliun di kuartal I-2017. Jumlah pencadangan ini naik 34,21% secara tahunan. Namun kenaikan ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2016 yang naik 76,26% yoy.

Bank berlogo 46 ini mencatat rasio NPL gross sebesar 3,0% per kuartal I-2017 atau naik 2 bps dibandingkan posisi 2,8% di kuartal I-2016. Sedangkan, rasio NPL net turun 3 bps menjadi 0,6% per kuartal I-2017 dibandingkan posisi 0,9% di kuartal I-2016. NPL ini terutama berasal dari debitur bisnis UKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini