JAKARTA. Bank pemain kredit pensiunan yang semakin banyak membuat persaingan bisnis ini kian sesak. Pemain baru seperti PT Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap) dan PT Bank Bukopin Tbk mulai mencuil kue bisnis ini. Hal ini membuat PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) lambat dalam menyalurkan kredit pensiunan. BTPN sebagai pemain lama kredit pensiunan hanya mencatat pertumbuhan kredit pensiunan sebesar 3% atau menjadi Rp 40,57 triliun per semester I-2017. Kredit ini berkontribusi sebesar 61,16% terhadap total kredit BTPN yang senilai Rp 66,33 triliun di semester I-2017. Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung mengatakan, pelambatan penyaluran kredit pensiunan karena keterbatasan dan tidak bertambah jumlah debitur pensiunan. Pada akhir tahun 2017, BTPN yakin dapat menjaga pertumbuhan kredit pada kisaran rata-rata pertumbuhan industri perbankan.
Bank berebut kue kredit pensiunan
JAKARTA. Bank pemain kredit pensiunan yang semakin banyak membuat persaingan bisnis ini kian sesak. Pemain baru seperti PT Bank Mandiri Taspen Pos (Mantap) dan PT Bank Bukopin Tbk mulai mencuil kue bisnis ini. Hal ini membuat PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) lambat dalam menyalurkan kredit pensiunan. BTPN sebagai pemain lama kredit pensiunan hanya mencatat pertumbuhan kredit pensiunan sebesar 3% atau menjadi Rp 40,57 triliun per semester I-2017. Kredit ini berkontribusi sebesar 61,16% terhadap total kredit BTPN yang senilai Rp 66,33 triliun di semester I-2017. Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung mengatakan, pelambatan penyaluran kredit pensiunan karena keterbatasan dan tidak bertambah jumlah debitur pensiunan. Pada akhir tahun 2017, BTPN yakin dapat menjaga pertumbuhan kredit pada kisaran rata-rata pertumbuhan industri perbankan.