JAKARTA. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus menegosiasikan isi Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kemenpera menjanjikan kesepakatan bunga akan tercapai akhir bulan ini, sehingga Maret nanti PKO baru bisa ditandatangani. Jika kedua pihak gagal mencapai titik temu, program warisan Sohoarso Manoarfa, Menteri Perumahan Rakyat terdahulu, bisa bubar di tengah jalan. Dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI, kemarin (8/2), tim tenaga ahli DPR menyarankan pemerintah menghentikan pembiayaan jika pembahasan bunga terus menemui jalan buntu. Sri Hartoyo, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera, menegaskan, akan membuat keputusan akhir bulan ini. "Kami tidak akan membubarkan program ini karena untuk kepentingan rakyat," katanya. Sri menambahkan, pemerintah menuntut bunga sekitar 5%-6% agar daya beli masyarakat berpenghasilan rendah terdongkrak. Sehingga jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah berkurang.
Bank bersedia gunting bunga
JAKARTA. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus menegosiasikan isi Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kemenpera menjanjikan kesepakatan bunga akan tercapai akhir bulan ini, sehingga Maret nanti PKO baru bisa ditandatangani. Jika kedua pihak gagal mencapai titik temu, program warisan Sohoarso Manoarfa, Menteri Perumahan Rakyat terdahulu, bisa bubar di tengah jalan. Dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI, kemarin (8/2), tim tenaga ahli DPR menyarankan pemerintah menghentikan pembiayaan jika pembahasan bunga terus menemui jalan buntu. Sri Hartoyo, Deputi Bidang Pembiayaan Kemenpera, menegaskan, akan membuat keputusan akhir bulan ini. "Kami tidak akan membubarkan program ini karena untuk kepentingan rakyat," katanya. Sri menambahkan, pemerintah menuntut bunga sekitar 5%-6% agar daya beli masyarakat berpenghasilan rendah terdongkrak. Sehingga jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah berkurang.