KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank - bank besar masih mendominasi penerbitan surat utang pada 2022 seperti Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN), Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI), Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank Bjb) dan Bank Mandiri Tbk (
BMRI). PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai, dominasi bank - bank besar dalam penerbitan surat utang ini karena didorong akses, cakup pasar yang besar serta jejak rekam perusahaan yang juga baik. "Hal ini memberi kesempatan bagi mereka untuk masuk pasar lebih dulu dan lebih banyak peminat dari sisi investor juga," terang Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2).
Di sisi lain, perbankan mulai aktif menerbitkan surat utang pada awal tahun karena mempertimbangkan beberapa aspek. Pertama, dengan suku bunga yang rendah, mereka bisa memperoleh kupon dan biaya dana (
cost of fund) jauh lebih murah.
Baca Juga: LPEM FEB UI Imbau BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5% "Karena dananya bisa cukup panjang, nanti komposisi bisa diatur bank untuk mendorong ekspansi kredit dan memanfaatkan kesempatan suku bunga yang lebih murah," lanjutnya. Kedua, perbankan fokus menjaga likuiditas walaupun kondisi permodalan masih cukup stabil. Dengan kebutuhan pendanaan yang memadai, mereka siap ekspansi kredit di tengah pemulihan ekonomi. Awal 2022, Pefindo kantongi mandat penerbitan surat utang satu bank senilai Rp 700 miliar. Sementara tahun lalu, total surat utang perbankan mencapai Rp 7,67 triliun. Terdiri dari obligasi Rp 7,10 triliun dan sekuritisasi Rp 576,7 miliar. Sejumlah bank siap terbitkan surat utang. Bank Bjb misalnya, akan menerbitkan obligasi subordinasi sebagai modal tier-2 atau modal tambahan. Pada Juli 2021, bank telah menerbitkan obligasi subordinasi Rp 1 triliun. Tersisa Rp 1 triliun yang akan diterbitkan tahun ini. "Untuk waktu penerbitannya, kami tentu akan memperhatikan perkembangan kondisi pasar, namun kami perkirakan di semester pertama 2022," Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi. Rencananya, dana tersebut untuk mendukung ekspansi kredit tahun depan. Diketahui, BJB membidik kredit tumbuh di kisaran 9% - 10% karena mempertimbangkan kondisi ekonomi dan konsumsi yang mulai pulih.
Baca Juga: Kementerian BUMN Targetkan Kapitalisasi Pasar BRI Bisa Mendekati Rp 1.000 Triliun Tak mau kalah, Bank BTN juga segera terbitkan obligasi Rp 1 triliun pada kuartal II atau kuartal III 2022. Tahun lalu, perusahaan sempat menunda penerbitan surat utang, tapi tahun ini mulai aktif menerbitkan surat utang.
"Untuk menjaga kontinuitas di pasar obligasi di pasar sekunder obligasi BTN, maka tahun 2022 kami akan menerbitkan sekitar Rp 1 triliun," kata Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri BTN Nofry Roni Poetra. Adapun penerbitan obligasi tersebut diharapkan bisa menyokong pertumbuhan kredit sekitar 9% - 11% tahun ini. Target itu lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit 2021 sebesar 5,66% yoy menjadi Rp 274,83 triliun. BNI juga akan menerbitkan green bond untuk memperkuat keuangan berkelanjutan pada 2022. Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan, dana penerbitan surat itu akan disalurkan untuk pembiayaan ke sektor keuangan berkelanjutan. "Namun nilai dan tanggal efektif penerbitan green bond ini masih belum bisa kami paparkan," ujar David. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .