JAKARTA. Kelompok bank besar yang kaya likuiditas akan lebih aktif bertransaksi repurchase agreement (repo) untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek industri perbankan. Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Haru Koesmahargyo mengatakan, jumlah transaksi repo akan naik dengan penyempurnaan pedoman perilaku (code of conduct) pasar keuangan. Haru bilang, transaksi repo BRI mencapai Rp 13 triliun per Juli 2016, yang terdiri dari reverse repo sebesar Rp 11 triliun, dan transaksi repo Rp 2 triliun. Ke depan, ia menyebut, transaksi repo akan mencapai Rp 24 triliun yang menjadi bagian reverse repo dan repo. “Mayoritas transaksi ada di reverse repo yang berarti kami menempatkan dana,” ujarnya, Kamis (25/8).
Bank besar genjot transaksi repo
JAKARTA. Kelompok bank besar yang kaya likuiditas akan lebih aktif bertransaksi repurchase agreement (repo) untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek industri perbankan. Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Haru Koesmahargyo mengatakan, jumlah transaksi repo akan naik dengan penyempurnaan pedoman perilaku (code of conduct) pasar keuangan. Haru bilang, transaksi repo BRI mencapai Rp 13 triliun per Juli 2016, yang terdiri dari reverse repo sebesar Rp 11 triliun, dan transaksi repo Rp 2 triliun. Ke depan, ia menyebut, transaksi repo akan mencapai Rp 24 triliun yang menjadi bagian reverse repo dan repo. “Mayoritas transaksi ada di reverse repo yang berarti kami menempatkan dana,” ujarnya, Kamis (25/8).