Bank besar incar margin bunga di atas 5%



JAKARTA. Keinginan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekan margin bunga bersih alias net intereset margin (NIM) perbankan belum ditanggapi serius oleh bankir. Pasalnya, sejumlah bank besar masih mematok NIM di atas kisaran 5%.

Merujuk Statistik Perbankan Indonesia, NIM bank umum konvensional tercatat 4,24% per November 2014. Angka tersebut hanya susut 1,26% dari level NIM tertinggi dalam tempo tiga tahun terakhir, yakni 5,50% di Oktober 2013. 

Direktur Keuangan Bank BNI, Yap Tjay Soen mengungkapkan, secara politis, tekanan terhadap industri perbankan untuk memperkecil margin bunga bersih terus ada. Namun, tidak mudah bagi bank menurunkan NIM. Alasan klasik, mengelola dua sisi sekaligus, yaitu bunga kredit dan bunga simpanan.


Yap meramal, secara industri, NIM perbankan Tanah Air masih bertahan di atas 5% pada tahun ini atau naik dari posisi akhir tahun lalu. BNI sendiri menargetkan NIM di kisaran 5,75%-6% di 2015. Tahun lalu, NIM BNI di level 6,20%, naik dari posisi 6,11% di tahun 2013.

"Suku bunga pinjaman tidak perlu dibatasi. Biarkan pasar bergerak sendiri," kata Yap, Kamis (5/2). Setali tiga uang, Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk, Pahala Nugraha Mansury menyatakan, Bank Mandiri  menargetkan margin bunga bersih di atas 5% yakni sekitar 5,8% pada tahun ini.

Margin bunga bersih Bank Rakyat Indonesia (BRI) malah lebih besar lagi. Penguasa pasar kredit mikro ini membukukan NIM 8,51% pada tahun lalu. Angka  ini turun tipis dari posisi tahun 2013 yang mencapai 8,55%. Tahun ini, BRI berniat menjaga NIM di kisaran yang sama.

NIM Bank Central Asia (BCA) pun di atas rata-rata industri. Hingga September 2014, NIM bank milik Grup Djarum ini sebesar 6,5%, naik 50 basis poin (bps) dari posisi 6% pada September 2013.

Target NIM bank kecil seperti Bank Victoria Internasional justru lebih mungil. Direktur Utama Bank Victoria Internasional, Eko R. Gindo menargetkan NIM tetap di level 3% di tahun ini. NIM bank kecil rendah karena beban bunga simpanan yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia