Bank besar memangkas bunga deposito



JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan di semester II berubah. Bank besar melakukan sejumlah aksi dalam mengelola likuiditas. Manuver terbaru, bank besar mulai menurunkan bunga deposito. Kali ini, pemangkasan bunga deposito ditempuh Bank Mandiri. "Kami akan turunkan sebesar 25 basis poin di September ini,” ujar Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, Rabu (3/9).

Budi bilang, saat ini rata-rata bunga deposito di Bank Mandiri berkisar antara 9,75%-11% per tahun. Kebijakan ini diambil lantaran kondisi likuiditas membaik. Alasan lain yakni untuk mengurangi beban biaya dana. Hingga akhir tahun nanti, Budi optimistis, likuiditas Bank Mandiri aman. Di akhir Juni lalu, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri bertengger di level 85,40%. 

Bank Central Asia (BCA) sudah melakukan hal sama. Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA bilang, BCA sudah memangkas bunga dari 9,25% menjadi 9%, bulan lalu. Bulan ini, BCA kembali menurunkan suku bunga deposito ke level 8,5%- 8,75%.


Wan Razly Abdullah, Chief Financial Officer CIMB Niaga pun mengaku telah menurunkan bunga simpanan kakap alias special rate ke level 8,5-9,5%. Sedikit berbeda, Bank BNI masih ragu-ragu untuk menurunkan bunga deposito.  Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI mengatakan, pihaknya memilih wait and see sembari melihat situasi pasar. "Tahun ini berusaha agar LDR di kisaran 83%-87% agar tetap sehat," jelas dia, kemarin.

Sayangnya, likuiditas longgar hanya dialami bank besar. Haryono Tjahjariyadi, Direktur Utama Bank Mayapada, menyatakan, pihaknya belum akan menurunkan bunga deposito. Sebab, persaingan memperebutkan dana deposan masih terasa sengit. “Tren penurunan bunga tidak sepenuhnya benar terjadi di lapangan,” ujar dia.

Bank Mayapada memberikan bunga deposito sebesar 10% untuk menjaga likuiditas. Kesulitan menurunkan bunga ini membuat Bank Mayapada bekerja keras menjaga margin. Per Juni, margin bunga bersih (NIM) Bank Mayapada 4,59%, turun dari posisi 5,75% di akhir tahun 2013.

Dana asing masuk 

Doddy Arifianto, Kepala Subdivisi Risiko Perekonomian dan Sistem Perbankan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, likuiditas memang membaik di kuartal III dan IV. Ada tiga faktor penopang. Pertama, dana investor asing mulai masuk ke pasar uang Indonesia pasca Jokowi terpilih. 

“Sehingga likuiditas di market akan bertambah,” kata Doddy. Kedua, proyek pemerintah di semester II dikebut sehingga kalangan swasta menempatkan dana di bank. Ketiga, penyaluran kredit melambat. “Bank menengah dan kecil akan mengikuti langkah bank besar menurunkan bunga untuk mengurangi beban dana,” jelas Doddy.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina