JAKARTA. Para bankir kakap meminta regulator untuk memberikan stimulus. Kali ini, sejumlah bank besar meminta Bank Indonesia (BI) untuk kembali melonggarkan rasio giro wajib minimum (GWM) primer rupiah. Alasannya, para bankir besar mengejar target pertumbuhan kredit di akhir tahun. Agar leluasa menyalurkan kredit, bank membutuhkan tambahan likuiditas. “Perlu ada pelonggaran GWM primer menjadi 5%,” kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Senin (19/9). Wajar saja jika BRI membutuhkan amunisi tambahan. Pasalnya, di tengah musim perlambatan kredit, BRI berhasil membukukan pertumbuhan tinggi. Di segmen kredit mikro, BRI mencetak pertumbuhan sebesar 22% per Agustus 2016 ketimbang tahun lalu.
Bank besar meminta BI melonggarkan lagi GWM
JAKARTA. Para bankir kakap meminta regulator untuk memberikan stimulus. Kali ini, sejumlah bank besar meminta Bank Indonesia (BI) untuk kembali melonggarkan rasio giro wajib minimum (GWM) primer rupiah. Alasannya, para bankir besar mengejar target pertumbuhan kredit di akhir tahun. Agar leluasa menyalurkan kredit, bank membutuhkan tambahan likuiditas. “Perlu ada pelonggaran GWM primer menjadi 5%,” kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Senin (19/9). Wajar saja jika BRI membutuhkan amunisi tambahan. Pasalnya, di tengah musim perlambatan kredit, BRI berhasil membukukan pertumbuhan tinggi. Di segmen kredit mikro, BRI mencetak pertumbuhan sebesar 22% per Agustus 2016 ketimbang tahun lalu.