JAKARTA. Pengetatan likuditas masih membayangi perbankan Tanah Air. Namun, kondisi ini tidak dirasakan bank kelas kakap yang memiliki basis nasabah besar. Di saat bank menengah dan bank kecil berebut dana, bank kelas kakap malah sibuk mengatur strategi menempatkan likuiditas berlebih. Di awal tahun, perang bunga deposito turut memaksa bank besar mengerek bunga simpanan. Akibatnya, bank besar mulai dibanjiri likuiditas. Royke Tumilaar, Managing Director Treasury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya menempatkan kelebihan dana dengan membeli surat berharga. "Hingga akhir tahun penempatan dana pada surat berharga akan naik karena penyaluran kredit masih rendah sedangkan dana pelan-pelan terus mengalir," jelas Royke kepada KONTAN, Selasa (17/6). Saat ini, Mandiri menaruh dana di sejumlah instrumen. Yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI), term deposit BI, pinjaman antara bank atau surat utang.
Bank besar mengoleksi surat berharga
JAKARTA. Pengetatan likuditas masih membayangi perbankan Tanah Air. Namun, kondisi ini tidak dirasakan bank kelas kakap yang memiliki basis nasabah besar. Di saat bank menengah dan bank kecil berebut dana, bank kelas kakap malah sibuk mengatur strategi menempatkan likuiditas berlebih. Di awal tahun, perang bunga deposito turut memaksa bank besar mengerek bunga simpanan. Akibatnya, bank besar mulai dibanjiri likuiditas. Royke Tumilaar, Managing Director Treasury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya menempatkan kelebihan dana dengan membeli surat berharga. "Hingga akhir tahun penempatan dana pada surat berharga akan naik karena penyaluran kredit masih rendah sedangkan dana pelan-pelan terus mengalir," jelas Royke kepada KONTAN, Selasa (17/6). Saat ini, Mandiri menaruh dana di sejumlah instrumen. Yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI), term deposit BI, pinjaman antara bank atau surat utang.