JAKARTA. Perlambatan aktivitas ekonomi sepanjang tahun 2015 memaksa para bankir merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini. Rata-rata pemangkasan berada di kisaran 200 basis poin dari target awal. Paling anyar, tiga bank BUMN yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI) akan menurunkan target pertumbuhan kredit. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI bilang, BRI akan memangkas pertumbuhan kredit antara 100 basis pon-200 basis poin dari target awal di level 15% hingga 17%.
“Tahun ini maksimal pertumbuhan kredit 15%,” kata Haru, Jumat (19/6). Revisi rencana bisnis bank (RBB) itu akan disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan ini. Sebagai pembanding, hingga April 2015, kredit BRI tumbuh 13,39%. Perlambatan ekonomi, kata Haru, menyebabkan permintaan kredit turun, terutama dari segmen korporasi. Sedangkan kredit mikro, konsumer dan ritel sejauh ini masih menopang kinerja BRI. Kartika Wirjoatmodjo, Pejabat Eksekutif Keuangan dan Strategi Bank Mandiri mengatakan, Bank Mandiri akan memangkas pertumbuhan kredit menjadi 13%–14% dari semula 15%%–17% (lihat tabel). Meski kredit per April 2015 hanya tumbuh 14,36%, Bank Mandiri mengaku tetap akan mempertahankan net interest margin (NIM) di level 5,8%–5,9%. Penurunan permintaan kredit Bank Mandiri terbesar berasal dari sektor pertambangan dan properti. Untuk mempertahankan kinerja, Bank Mandiri berupaya menggenjot porsi penyaluran kredit ritel dan konsumer yang semula 33% menjadi 45%. BNI juga akan memangkas target pertumbuhan kredit dari semula 15%-17%. "Kami akan merevisi menjadi 14%–15%," kata Ahmad Baiquni, Direktur Utama BNI. Dia menegaskan, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi nyaris di semua lini. Meski memasang target pertumbuhan 10%-12%, Bank Danamon mengaku juga akan merevisi target. "Target proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini bisa single digit," kata Direktur Keuangan Bank Danamon, Vera Eve Lim.
Pertahankan target Lain halnya Bank Tabungan Negara (BTN). Bank ini tidak merevisi target pertumbuhan kredit yang dipatok 15%–17%. Namun perubahan akan dilakukan terhadap rasio kredit macet (NPL). "Kami merevisi kualitas pertumbuhan kredit," ujar Maryono, Direktur Utama BTN, Sabtu (20/6). Hingga April 2015, kredit yang disalurkan BTN bernilai Rp 111,84 triliun. Jumlah itu tumbuh 17,83% dari perolehan setahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan