JAKARTA. Melihat kondisi tahun 2014, bank papan atas sengaja memasang target konservatif dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Bank-bank papan atas memasang target lebih rendah dibandingkan target DPK bank menengah dan bank kecil yang memasang target tumbuh di atas 20%. Bank Mandiri, misalnya membidik penyerapan DPK tumbuh sebesar 13% pada tahun ini, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK 19% di tahun 2013. Pahala N. Mansury Direktur Keuangan Bank Mandiri menyampaikan rendahnya pertumbuhan sejalan dengan pelemahan ekonomi dan imbauan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga likuiditas, serta mengerem kredit. Pahala bilang, penghimpunan DPK akan besar pada dana murah seperti tabungan dan giro, dengan kenaikan porsi dana murah menjadi 65% pada tahun ini, atau naik dibandingkan 64% pada tahun lalu. Adapun, tabungan diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun lalu 17%, sedangkan giro tumbuh lebih rendah yakni 18% pada tahun ini dari tahun sebelumnya 20%. "Kami akan tingkatkan tabungan," kata Pahala. Sementara Darmadi Sutanto Direktur Konsumer dan Ritel BNI memasang target pertumbuhan DPK sebesar 14%-15%. Adapun, BRI menargetkan DPK tumbuh 15%-17% atau sesuai proyeksi BI. Sedangkan Bien Subiantoro Direktur Utama Bank Jawa Barat-Banten (BJB) menargetkan pertumbuhan DPK 14%. Target BJB tahun ini jauh lebih tinggi lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 5%. BJB menargetkan, porsi dana murah akan naik menjadi 60% di tahun kuda ini, atau naik 5% dari komposisi 55% pada tahun lalu. Bien mengklaim, setiap tahun porsi dana murah terus naik, sehingga membuat untung perusahaan karena ongkos bunga dana murah lebih besar, sehingga biaya dana terus turun.
Bank besar pasang target DPK konservatif
JAKARTA. Melihat kondisi tahun 2014, bank papan atas sengaja memasang target konservatif dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Bank-bank papan atas memasang target lebih rendah dibandingkan target DPK bank menengah dan bank kecil yang memasang target tumbuh di atas 20%. Bank Mandiri, misalnya membidik penyerapan DPK tumbuh sebesar 13% pada tahun ini, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK 19% di tahun 2013. Pahala N. Mansury Direktur Keuangan Bank Mandiri menyampaikan rendahnya pertumbuhan sejalan dengan pelemahan ekonomi dan imbauan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga likuiditas, serta mengerem kredit. Pahala bilang, penghimpunan DPK akan besar pada dana murah seperti tabungan dan giro, dengan kenaikan porsi dana murah menjadi 65% pada tahun ini, atau naik dibandingkan 64% pada tahun lalu. Adapun, tabungan diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun lalu 17%, sedangkan giro tumbuh lebih rendah yakni 18% pada tahun ini dari tahun sebelumnya 20%. "Kami akan tingkatkan tabungan," kata Pahala. Sementara Darmadi Sutanto Direktur Konsumer dan Ritel BNI memasang target pertumbuhan DPK sebesar 14%-15%. Adapun, BRI menargetkan DPK tumbuh 15%-17% atau sesuai proyeksi BI. Sedangkan Bien Subiantoro Direktur Utama Bank Jawa Barat-Banten (BJB) menargetkan pertumbuhan DPK 14%. Target BJB tahun ini jauh lebih tinggi lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 5%. BJB menargetkan, porsi dana murah akan naik menjadi 60% di tahun kuda ini, atau naik 5% dari komposisi 55% pada tahun lalu. Bien mengklaim, setiap tahun porsi dana murah terus naik, sehingga membuat untung perusahaan karena ongkos bunga dana murah lebih besar, sehingga biaya dana terus turun.