JAKARTA. Kelompok bank besar terus memperbesar komposisi dana murah current account and saving account (CASA) di dana pihak ketiga (DPK). Pasalnya, dengan tabungan dan giro menguasai DPK maka biaya dana atau cost of fund bank akan lebih murah dibandingkan memperbesar deposito. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan dana murah dua digit di tahun 2017 ini agar porsi dana murah masih menguasai DPK. “Setidaknya, dana murah akan tumbuh 10%-15% di tahun ini,” kata Anggoro, kepada KONTAN, Selasa (7/2). Dengan asumsi pertumbuhan dana murah 10%-15% maka perolehan dana tabungan akan mencapai Rp 174,52 triliun-Rp 182,46 triliun di akhir tahun 2017. Ini dari perhitungan tabungan senilai Rp 158,66 triliun di akhir tahun 2016. Sedangkan, perolehan dana giro akan mencapai Rp 134,91 triliun-Rp 141,04 triliun di akhir tahun 2017, dari posisi giro Rp 122,65 triliun di akhir tahun 2016.
Bank besar perbesar alokasi dana murah
JAKARTA. Kelompok bank besar terus memperbesar komposisi dana murah current account and saving account (CASA) di dana pihak ketiga (DPK). Pasalnya, dengan tabungan dan giro menguasai DPK maka biaya dana atau cost of fund bank akan lebih murah dibandingkan memperbesar deposito. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan dana murah dua digit di tahun 2017 ini agar porsi dana murah masih menguasai DPK. “Setidaknya, dana murah akan tumbuh 10%-15% di tahun ini,” kata Anggoro, kepada KONTAN, Selasa (7/2). Dengan asumsi pertumbuhan dana murah 10%-15% maka perolehan dana tabungan akan mencapai Rp 174,52 triliun-Rp 182,46 triliun di akhir tahun 2017. Ini dari perhitungan tabungan senilai Rp 158,66 triliun di akhir tahun 2016. Sedangkan, perolehan dana giro akan mencapai Rp 134,91 triliun-Rp 141,04 triliun di akhir tahun 2017, dari posisi giro Rp 122,65 triliun di akhir tahun 2016.