Bank besar siapkan interkoneksi e-money



JAKARTA. Beberapa bank besar menyiapkan diri untuk melakukan interkoneksi di uang elektronik (u-nik). Hal ini karena berdasarkan roadmap Bank Indonesia (BI), interkoneksi uang elektronik alias e-money ditargetkan selesai pada Juni 2017.

Meskipun titah BI pada kuartal III 2017 interkoneksi dan interoperability u-nik bisa terwujud, beberapa bankir mengaku masih membutuhkan waktu untuk menyempurnakan konsep operasional dan teknis.

Santoso Liem, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, saat ini pelaku industri sedang menyelenggarakan kelompok diskusi untuk intergasi u-nik ini. “Pelaku industri masih memastikan kelancaran integrasi dari sisi operasional dan modeling,” ujar Santoso yang juga merupakan salah satu tim integrasi u-nik, Senin (13/3).


Salah satu kendala integrasi, menurut Santoso, misalnya adalah selama ini uang elektronik dikenal mempunyai satu sistem terminal dan penerbit. Namun ketika sudah terintegrasi, bank harus memastikan bahwa terminal bisa diterima bank lain.

Permasalah kedua, ketika semakin banyak merchant satu bank dipakai oleh pengguna bank lain, maka proses settlement-nya bisa menjadi lambat. Beberapa permasalahan inilah yang harus dipecahkan sebelum launching interkoneksi u-nik.

Santoso mengatakan, jika integrasi ini sudah bisa diimplementasikan, pengguna uang elektronik bank bisa dengan mudah melakukan transaksi di merchant bank lain.

Saat ini, interkoneksi sudah mulai coba dilakukan di beberapa lokasi seperti parkir, jalan tol dan kereta api listrik Jabodetabek. Selain memastikan teknis dan operasional, dalam kelompok diskusi ini juga dibahas mengenai tarif transaksi u-nik antar bank.

Sebagai gambaran, berdasarkan data BI, saat ini ada sembilan pemain uang elektronik di Indonesia. Selain bank besar seperti Mandiri, BCA, BNI, BRI, Bank Mega, Bank Permata, CIMB Niaga, Nobu Bank, juga ada BPD seperti Bank DKI.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pada Januari 2017, jumlah transaksi uang elektronik di Indonesia sebesar Rp 58,43 juta transaksi atau naik 41,49% secara tahunan atau year on year (yoy). Selain itu dari sisi nominal tercatat volume transaksi sebesar Rp 665 miliar atau naik 71,83% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini