Bank BJB catat aset Rp 110 triliun di akhir Maret 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) pada kuartal I 2018 mencatatkan total aset (bank only) sebesar Rp 110,8 triliun. Jumlah tersebut tercatat naik sebesar 13% secara tahunan atau year on year (yoy).

Salah satu pos aset yang mencatat kenaikan adalah kredit yang disalurkan pada debitur. Kenaikan kredit pun sejalan pada periode yang sama ini, yaitu 13,2% menjadi Rp 71 triliun di akhir Maret 2018. 

Bila dirinci, pertumbuhan kredit ditopang dari kenaikan kredit konsumer yang memang menjadi mesin penggerak kredit perseroan. Per kuartal I-2018 kredit konsumer Bank BJB naik sebesar 6,2% atau tumbuh Rp 2,7 triliun menjadi Rp 47,8 triliun.


Bank bersandi emiten saham BJBR ini menjelaskan, salah satu pendorong kredit konsumer antara lain ditopang dari kenaikan kredit pensiunan perseroan yang tercatat mencapai Rp 10,6 triliun. Bila merujuk pada presentasi perusahaan di kuartal I-2017, total kredit pensiunan kuartal pertama tahun lalu mencapai Rp 8,47 triliun, artinya kuartal I tahun ini, Bank BJB mencatat kenaikan kredit pensiunan sebesar 25,14% yoy.

Lebih lanjut, Bank BJB menyebutkan segmen lain yang memberikan kontribusi kenaikan kredit antara lain kredit korporasi dan komersial yang berhasil tumbuh Rp 3,4 triliun atau naik 38%, sehingga mencapai Rp 12,6 triliun.

Ahmad menjelaskan, total kenaikan kredit korporasi dan komersial ini sebagian besar merupakan pembiayaan proyek pemerintah (APBD/APBN) serta kredit lain yang resikonya relatif lebih rendah.

Di samping itu, segmen mikro berhasil tumbuh 32,5% secara tahunan menjadi Rp 4,97 triliun.

Sementara dari sisi pendanaan, perolehan dana pihak ketiga (DPK) Bank BJB per kuartal I-2018 mencapai Rp 87 triliun atau tumbuhh 11,3% yoy.

"Kami target kredit tahun ini bisa tumbuh 12% sampai 14%. Sementara DPK juga di kisaran itu, 11% sampai 13%," ujar Ahmad di Jakarta, Jumat (20/4).

Meski kredit telah tumbuh dua digit, laba perseroan tercatat sebesar Rp 454 miliar atau hanya naik tipis 1,72%. Dalam paparannya, laba tersebut antara lain juga dikerek dari pertumbuhan fee based income sebesar 54,3%. Kontribusi tersebut juga mendorong laba sebelum CKPN di triwulan I 2017 sebesar Rp 658 miliar atau naik 11,6%.

Adapun, rasio keuangan lain salah satunya net interest income (NIM) sebesar 6% per 31 Maret 2017. NIM tersebut menurun dari capaian periode yang sama tahun lalu yang sempat 6,51%.

Sementara return on asset (ROA) berada di level 1,62% turun dari 2,3% kuartal I 2017. Sedangkan return on equity (ROE) 17,2%, juga turun dari posisi yang sama tahun lalu 22,27%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia