JAKARTA. Bank BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menargetkan transaksi melalui jasa pengiriman uang atau remitansi sebesar Rp 30 miliar pada tahun depan. Nilai ini melejit 400% dibandingkan dengan prediksi realisasi tahun ini senilai Rp 6 miliar. Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro mengatakan bank yang memiliki kode saham BJBR ini berani mematok target agresif setelah melihat besarnya potensi pasar dan kelengkapan infrastruktur yang dimiliki. Hingga Oktober, remitansi Bank BJB mencapai Rp 4 miliar dan diprediksikan akan mencapai Rp 6 miliar pada akhir tahun. "Potensi remitansi atau incoming transfer itu cukup besar, bahkan bisa mencapai Rp 100 triliun per tahun. Potensinya cukup besar, apalagi dengan banyak pelajar Indonesia yang sekolah di luar negeri," ujarnya, Minggu (16/12). Menurutnya, potensi bisnis remitansi juga ditunjang oleh banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri saat ini. Bien memberikan contoh, jumlah TKI yang ada di Malaysia saja saat ini diperkirakan mencapai sekitar 300.000 orang. Kondisi serupa terjadi di sejumlah negara lain, seperti Hong Kong dan Taiwan dengan jumlah TKI mencapai ratusan ribu orang. Bank BJB memiliki program layanan BJB Quick Cash untuk mendongkrak bisnis jasa remitensi. Awalnya, bank dengan kode saham BJBR tersebut bekerja sama dengan Western Union untuk melayani remitansi. Selain itu, Bank BJB juga telah memiliki bank koresponden di negara Malaysia, Taiwan dan Hong Kong untuk menunjang kinerja keuangan. "Kami akan memperluas kerja sama dengan bank koresponden lain di Timur Tengah, Korea, Jepang, dan Australia," katanya. Dia mengatakan perluasan kerja sama dengan bank koresponden merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis remitansi ke depannya. Di sisi lain, Bank BJB juga memutuskan lebih agresif mengakuisisi nasabah baru, terutama untuk produk tabungan. Bank BJB menargetkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) melalui tabungan mencapai Rp15 triliun pada tahun depan. "Potensi nasabah tabungan perorangan di luar Jabar sangat besar. Karenanya, BJB akan terus ekspansi bisnis dengan menambah jumlah nasabah tabungan terutama di luar kawasan Jawa Barat, seperti Banten," paparnya. Untuk merealisasikan target itu, Bank BJB sudah menyiapkan sejumlah langkah setrategis, di antaranya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat di semua kawasan. Salah satunya, melalui kegiatan BJB Fun Bike Goes Green yang hari ini digelar di Jakarta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank BJB incar kenaikan bisnis remitansi 400%
JAKARTA. Bank BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menargetkan transaksi melalui jasa pengiriman uang atau remitansi sebesar Rp 30 miliar pada tahun depan. Nilai ini melejit 400% dibandingkan dengan prediksi realisasi tahun ini senilai Rp 6 miliar. Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro mengatakan bank yang memiliki kode saham BJBR ini berani mematok target agresif setelah melihat besarnya potensi pasar dan kelengkapan infrastruktur yang dimiliki. Hingga Oktober, remitansi Bank BJB mencapai Rp 4 miliar dan diprediksikan akan mencapai Rp 6 miliar pada akhir tahun. "Potensi remitansi atau incoming transfer itu cukup besar, bahkan bisa mencapai Rp 100 triliun per tahun. Potensinya cukup besar, apalagi dengan banyak pelajar Indonesia yang sekolah di luar negeri," ujarnya, Minggu (16/12). Menurutnya, potensi bisnis remitansi juga ditunjang oleh banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri saat ini. Bien memberikan contoh, jumlah TKI yang ada di Malaysia saja saat ini diperkirakan mencapai sekitar 300.000 orang. Kondisi serupa terjadi di sejumlah negara lain, seperti Hong Kong dan Taiwan dengan jumlah TKI mencapai ratusan ribu orang. Bank BJB memiliki program layanan BJB Quick Cash untuk mendongkrak bisnis jasa remitensi. Awalnya, bank dengan kode saham BJBR tersebut bekerja sama dengan Western Union untuk melayani remitansi. Selain itu, Bank BJB juga telah memiliki bank koresponden di negara Malaysia, Taiwan dan Hong Kong untuk menunjang kinerja keuangan. "Kami akan memperluas kerja sama dengan bank koresponden lain di Timur Tengah, Korea, Jepang, dan Australia," katanya. Dia mengatakan perluasan kerja sama dengan bank koresponden merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis remitansi ke depannya. Di sisi lain, Bank BJB juga memutuskan lebih agresif mengakuisisi nasabah baru, terutama untuk produk tabungan. Bank BJB menargetkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) melalui tabungan mencapai Rp15 triliun pada tahun depan. "Potensi nasabah tabungan perorangan di luar Jabar sangat besar. Karenanya, BJB akan terus ekspansi bisnis dengan menambah jumlah nasabah tabungan terutama di luar kawasan Jawa Barat, seperti Banten," paparnya. Untuk merealisasikan target itu, Bank BJB sudah menyiapkan sejumlah langkah setrategis, di antaranya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat di semua kawasan. Salah satunya, melalui kegiatan BJB Fun Bike Goes Green yang hari ini digelar di Jakarta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News