KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (
BBNI) mencatatkan total kredit sebesar Rp 695,16 triliun sepanjang kuartal I-2024. Total kredit BNI tumbuh 9,6% YoY jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 634,3 triliun. Kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp 272,1 triliun atau tumbuh 14% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp 102,7 triliun atau tumbuh 23% dibandingkan kuartal I-2023. Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) juga tumbuh 10,3% YoY menjadi Rp 60,1 triliun. Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17% YoY menjadi Rp 52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit juga mencapai 10,4% YoY menjadi Rp 14,2 triliun.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, fundamental BNI terbukti solid dalam melewati tantangan kuartal I-2024 yang dipengaruhi faktor eksternal. BNI juga telah melakukan berbagai langkah antisipatif dalam mengelola risiko yang terkait dengan tekanan inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan tekanan suku bunga.
Baca Juga: Mendukung UMKM, Hibank Salurkan Modal Kerja Tanpa Bunga dan Mendorong Digitalisasi "Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan
resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga," ujar Novita. Lebih lanjut, dukungan pada segmen UMKM yang dilaksanakan BNI Group juga menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja luar biasa dua perusahaan anak, yaitu hibank dan BNI Finance. Hibank mencatat pembiayaan segmen UMKM tumbuh sebesar 72% YoY, dan BNI Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 370% YoY yang didominasi pembiayaan konsumer. Hal ini merupakan dampak positif dari ceruk bisnis baru yang menjadi kekuatan korporasi di periode selanjutnya. Novita mengungkapkan, hibank konsisten memperkuat pemberdayaan ekosistem UMKM di Indonesia. Perseroan meyakini dalam lima tahun ke depan, kinerja fungsi intermediasi akan semakin kuat ke segmen UMKM dengan fokus pada channel digital. "Melihat besarnya potensi dari segmen UMKM, BNI berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik melalui solusi digital. Jadi, itulah sebabnya kami fokus untuk mengembangkan hibank menjadi bank digital yang kuat secara fundamental," ujar Novita.
Baca Juga: Penurunan Biaya Kredit Dorong Laba BNI Tumbuh di Kuartal I Novita menjabarkan, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp780,23 triliun atau tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 seiring dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah. Kontribusi Current Account Savings Account (CASA) masih mendominasi sebesar Rp543,50 triliun atau 69,7% dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0% dibandingkan kuartal I-2023.
"Kami menyadari adanya tren kenaikan suku bunga yang berdampak pada kenaikan biaya dana pada kuartal I-2024, sehingga terjadi penurunan margin. Namun demikian margin bunga bersih (NIM) masih dapat dijaga pada level 4%," kata Novita. Lebih lanjut Novita mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, kualitas aset BNI juga tercatat semakin membaik yang terlihat dari penurunan rasio
Non Performing Loan (NPL) dan rasio
Loan at Risk (LaR). Rasio NPL gross pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2,0%, jauh lebih rendah daripada kuartal I-2023 yang tercatat 2,8%. Berikutnya, rasio Loan at Risk turun ke level 13,3% dari tahun sebelumnya pada level 16,3%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati