KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah membukukan laba bersih senilai Rp 21,64 triliun sepanjang 2024. Adapun, catatan laba tersebut meningkat 2,7% jika dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY). Mengutip presentasi BNI (22/1), laba tersebut ditopang oleh pendapatan non bunga yang tumbuh hingga 11,9% YoY menjadi Rp 24 triliun. Di sisi lain, pendapatan bunga bersih BNI malah terkoreksi sekitar 1,9% menjadi Rp 40,48 triliun. Memang, rezim bunga tinggi di 2024 telah meningkatkan beban bunga beberapa bank termasuk BNI. Selama periode tersebut, beban bunga BNI mengalami kenaikan hingga 29,2% YoY menjadi Rp 26,1 triliun.
Baca Juga: Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) Menghijau Jelang Paparan Kinerja Sementara itu, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sepanjang 2024 sekitar 11,6% YoY menjadi Rp 775,87 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan industri yang mencatatkan kredit hanya tumbuh 10,39% YoY. Masalah likuiditas pun juga membayangi bank berlogo 46 ini sepanjang tahun 2024. Sebab, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI di periode tersebut mengalami koreksi hingga 0,6% menjadi Rp 805,51 triliun. Alhasil, rasio likuiditas BNI atau Loan Deposit Ratio (LDR) tampak semakin mengetat menjadi 96,1%. Sebagai perbandingan, pada periode tahun sebelumnya, LDR BNI masih berada di level 85,8%. Baca Juga: Dihembus Sentimen Positif, Intip Rekomendasi Saham Bank BNI (BBNI)