KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi menjadi momentum bagi perbankan untuk menggenjot pendapatan bunga bersih atau
net interest income (NII)). Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Juni 2023, pendapatan bunga bersih bank umum mencapai Rp 260,25 triliun. Nilai tersebut naik 9,71% secara tahunan dari Rp 237,22 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
Namun, dari total pendapatan bunga bersih bank umum di Tanah Air, hanya tiga bank kakap yang jadi jawaranya, dengan market share 57,6%.
Baca Juga: Bank Besar Pimpin Pencarian Sumber Pendapatan Baru Mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BRI menjadi peraih NII terbesar. Per Juni 2023, NII BRI mencapai Rp 65,54 triliun, naik 1,43% secara tahunan. Posisi NII terbesar kedua Bank Mandiri yang meraup NII Rp 47,30 triliun, naik 13,09% secara tahunan. BCA harus puas berada di posisi ketiga dengan pendapatan bunga bersih per Juni 2023 sebesar Rp 36,98 triliun, naik 24,66% secara tahunan. Sisanya dikuasai emiten bank lainnya.
Baca Juga: Kondisi Suku Bunga Tak Tentu, Bank Pacu Fee Based Income Direktur Utama BRI Sunarso, mengatakan, faktor utama dari pendorong NII adalah penyaluran kredit yang tumbuh 8,8% di semester I-2023. Maka total kredit yang disalurkan BRI per Juni 2023 mencapai Rp 1.202,12 triliun. Sementara NII BCA juga ditopang pertumbuhan kredit. Per semester I-2023, penyaluran kredit BCA mencapai Rp 735,9 triliun, naik 9,0% secara tahunan.
Baca Juga: Gaet Nasabah Affluent, Bank Ina Gelar Customer Gathering Bersama Eka Julianta Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, bank memang perlu memperbesar porsi NII untuk mendongkrak perolehan labanya. Namun, bagi bank-bank yang baru terjun ke industri perbankan, termasuk bank digital, perlu mencari alternatif pendapatan yang lain. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli