KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus mendorong munculnya developer-developer baru sebagai bagian dari upaya perseroan membentuk ekosistem perumahan. Bank ini terbukti telah sukses mencetak wirausahawan baru di sektor properti. Zewwy Salim, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI), salah satu developer yang sukses membangun bisnisnya dengan bantuan permodalan dari BTN. Pria yang karib disapa Ko Awi ini mulai merintis bisnis propertinya hanya dengan modal Rp 30 juta dan kini jadi salah satu pengembang properti besar di Sumatera Selatan dengan bendera PT Anugrah Wahana Indah (AWI) yang telah membangun 20.000 unit rumah. "Awalnya saya mulai jadi subkontrator dengan mengerjakan pesanan rumah dari developer besar. Kemudian saya kenal BTN dan mulai memberanikan diri membangun perusahan developer sendiri pada 2001." ungkapnya saat Pelatihan Developer Milenial Bank BTN bertajuk "Mewujudkan Mimpi Menjadi Developer Milenial"di Palembang, Jumat (24/11).
Menurut Zewwy, dengan backlog perumahan di Indonesia yang saat ini angkanya mencapai 12,7 juta unit, peluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangat lah menjanjikan. Terlebih lagi rasio jumlah wirausaha di Indonesia baru sebesar 3,7 persen dari total populasi penduduk.
Baca Juga: Bidik Calon Manten, BTN Targetkan KPR Rp 500 M dari BTN Jakarta Wedding Festival Dia mengapresiasi upaya Bank BTN yang sejak 2022 lalu rutin menggelar kegiatan Pelatihan Developer Milenial di sejumlah kota di Indonesia. Ia berharap kegiatan itu bisa mencetak developer-developer baru yang bisa membantu pemerintah mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Senada, Ketua Umum HIPMI Palembang, Indra Rusadi Harahap mengakui, bahwa peran Bank BTN dalam mencetak para pengusaha muda menjadi developer andal sangat besar. Menurutnya, banyak fasilitas permodalan dari Bank BTN yang bisa dimanfaatkan oleh generasi milenial untuk bisa merintis bisnis properti seperti yang dia lakukan saat ini. Indra menyarankan kepada generasi milenial yang ingin memulai bisnis properti untuk menggarap pasar mini kavling siap bangun yang lebih kecil risikonya. Dia membagikan tahapan untuk memulai bisnis developer perumahan tersebut. Pertama, mencari lahan kosong dengan luas kurang dari 1.000 meter persegi (m2) dan status surat tanah bukan SHM, lalu setting jalan dan kavling ukuran kurang dari 100 m2, cari gambar rumah yang bagus di internet sebagai referensi, tetapkan harga terjangkau, sediakan bentuk rumah sesuai keinginan pembeli, lakukan pemasaran secara massif, dan terkahir bangun rumah setelah terjual. Sementara itu, Kepala Cabang BTN Palembang, Untung Surapati menjelaskan, ada tiga jenis kredit yang bisa dimanfaatkan para pengusaha devoper. Pertama, KUMKM Modal Kerja Konstruksi yang diberikan kepada pengembang untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan horizontal (rumah tinggal, ruko, rumah kantor, kios dan sejenisnya). "Untuk KUMKM Modal Kerja Konstruksi maksimal kredit yang diberikan mencapai 80% dari RAB konstruksi yang akan dibangun," ujar Untung.
Baca Juga: Modus Nakal Penyaluran KUR Kedua, Kredit Pemilikan Lahan (KPL). Fasilitas ini diberikan kepada developer untuk membeli lahan yang akan dipergunakan untuk membangun rumah subsidi yang pembangunannya menggunakan fasilitas kredit konstruksi BTN.
Ketiga, fasilitas KUR. Ini bisa dimanfaatkan milenial yang ingin terjun ke bisnis properti dengan memulainya dari subkontraktor. "Jadi buat generasi milenial yang ingin mewujudkan mimpi menjadi developer, Bank BTN siap memfasilitasi termasuk dengan menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Developer Milenial ini," pungkasnya. Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan kontribusi market pasar properti nasional milenial saat ini mencapai sekitar 70%- 80%. Trennya diperkirakan akan terus meningkat seiring semakin banyaknya generasi yang milenial. "BTN terus aktif ikut serta melakukan pelatihan developer milenial, dan juga memberikan pendanaan pasca pelatihan dan serta memfasilitasi kolaborasikan developer milenial ini dengan developer senior agar semakin meningkat kemampuannya," kata Hirwandi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk