JAKARTA. Guna memperkuat rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR), Bank Bukopin tengah mengkaji untuk menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt). Jika tak ada aral melintang, subdebt tersebut bakal bernilai Rp 1 triliun. "Saat ini masih kami kaji," ujar Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin, kemarin (30/3). Menurut Glen, dengan penerbitan subdebt itu, Bukopin bisa mempertahankan level CAR pada kisaran 15%-16%. Hitung-hitungan tersebut sejalan dengan rencana ekspansi kredit Bukopin pada kisaran 15%. Per akhir 2014, CAR Bukopin tergerus menjadi 14,21% dari posisi akhir 2013 yang sebesar Rp 15,12%. Sayang, Glen tidak menyebut kapan rencana penerbitan subdebt tersebut bisa dilakukan. Yang jelas, tahun ini Bukopin membidik pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) berkisar 15%-17%. Adapun fokus penyaluran kredit Bank Bukopin adalah sektor ritel yang terdiri dari usaha kecil dan menengah (UKM), mikro, dan konsumer. "Kami juga akan mulai masuk ke kredit pensiunan yang sifatnya mikro," terang Glen. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Bukopin kaji penerbitan subdebt Rp 1 triliun
JAKARTA. Guna memperkuat rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR), Bank Bukopin tengah mengkaji untuk menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt). Jika tak ada aral melintang, subdebt tersebut bakal bernilai Rp 1 triliun. "Saat ini masih kami kaji," ujar Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin, kemarin (30/3). Menurut Glen, dengan penerbitan subdebt itu, Bukopin bisa mempertahankan level CAR pada kisaran 15%-16%. Hitung-hitungan tersebut sejalan dengan rencana ekspansi kredit Bukopin pada kisaran 15%. Per akhir 2014, CAR Bukopin tergerus menjadi 14,21% dari posisi akhir 2013 yang sebesar Rp 15,12%. Sayang, Glen tidak menyebut kapan rencana penerbitan subdebt tersebut bisa dilakukan. Yang jelas, tahun ini Bukopin membidik pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) berkisar 15%-17%. Adapun fokus penyaluran kredit Bank Bukopin adalah sektor ritel yang terdiri dari usaha kecil dan menengah (UKM), mikro, dan konsumer. "Kami juga akan mulai masuk ke kredit pensiunan yang sifatnya mikro," terang Glen. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News